Posmetro Padang
Minggu, 7 Desember 2025
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • BERITA UTAMA
  • METRO BISNIS
  • METRO SUMBAR
    • AGAM/BUKITTINGGI
    • DHARMASRAYA
    • PAYAKUMBUH/50 KOTA
    • PASAMAN/PASAMAN BARAT
    • PDG PARIAMAN/PARIAMAN
    • PESSEL/KEP. MENTAWAI
    • SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG
    • SOLOK/SOLSEL
    • TANAH DATAR/PDG PANJANG
  • METRO PESISIR
  • METRO PADANG
  • METRO JUSTICIA
  • OLAHRAGA
  • LAINNYA
    • BELANJA AKHIR PEKAN
    • GAGASAN
    • LIPUTAN KHUSUS
    • PENDIDIKAN
    • PILKADA
    • WISATA
  • BERITA UTAMA
  • METRO BISNIS
  • METRO SUMBAR
    • AGAM/BUKITTINGGI
    • DHARMASRAYA
    • PAYAKUMBUH/50 KOTA
    • PASAMAN/PASAMAN BARAT
    • PDG PARIAMAN/PARIAMAN
    • PESSEL/KEP. MENTAWAI
    • SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG
    • SOLOK/SOLSEL
    • TANAH DATAR/PDG PANJANG
  • METRO PESISIR
  • METRO PADANG
  • METRO JUSTICIA
  • OLAHRAGA
  • LAINNYA
    • BELANJA AKHIR PEKAN
    • GAGASAN
    • LIPUTAN KHUSUS
    • PENDIDIKAN
    • PILKADA
    • WISATA
Posmetro Padang
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • BERITA UTAMA
  • METRO BISNIS
  • METRO SUMBAR
  • METRO PESISIR
  • METRO PADANG
  • METRO JUSTICIA
  • OLAHRAGA
  • LAINNYA
POSMETRO PADANG METRO SUMBAR

PKD Hadirkan Lomba Baju Kuruang Basiba, Mengingat Kembali Makna Identitas Pakaian Perempuan Minangkabau

Redaksi
Rabu, 06 Oktober 2021 | 11:46 WIB
LOMBA BAJU BASIBA—Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar, Gemala Ranti bersama Juri, Rauidah Thaib serta peserta lomba Baju Kuruang Basiba, Selasa (5/10) di Taman Budaya Sumbar.

LOMBA BAJU BASIBA—Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar, Gemala Ranti bersama Juri, Rauidah Thaib serta peserta lomba Baju Kuruang Basiba, Selasa (5/10) di Taman Budaya Sumbar.

PADANG, METRO–Eksistensi baju kuruang basiba, yang merupakan identitas pakaian adat perempuan Minangkabau, mulai hilang di kalangan generasi muda saat ini. Bahkan, perempuan saat ini jarang dan bahkan tidak pernah menggunakan dan mengetahui makna dari baju kuruang basiba. Salah seorang perempuan bernama Dina (25) ketika ditemui di Taman Budaya Sumbar, saat menyaksikan perlombaan Baju Kuruang Basiba, Selasa (5/10), me­ngaku tidak tahu sama sekali tentang makna dari baju kuruang basiba. Bahkan, dirinya juga tidak pernah menggunakan baju kuruang basiba dalam kehidupan seharinya. “Tidak pernah lah, makainya tiap hari. Keseharian cuma pakai pakaian biasa saja,” ujar perempuan yang me­ngaku tinggal di Jalan Raya Siteba, Kecamatan Nanggalo Kota Padang ini.

Perempuan yang memakai jilbab dan baju kaos serta celana panjang itu juga mengatakan, dirinya hanya menggunakan pakaian adat Minangkabau saat ada keluarganya melangsungkan resepsi pernikahan saja. “Ya, pernah juga makai pakaian adat waktu baralek (resepsi pernikahan) keluarga. Saya ikut membawa anak daro ke pelaminan dan menema­ninya,” ujarnya.

Untuk merawat ingatan masyarakat Provinsi Sumbar terhadap nilai-nilai adat dan budayanya, Dinas Kebudayaan Provinsi Sumbar menggelar Pekan Kebudayaan Daerah (PKD) yang dimulai sejak Jumat hingga Selasa (1-5/10) di Taman Budaya Sumbar.

Salah satu kegiatan PKD pada hari terakhir  penyelenggaraannya, meng­hadirkan perlombaan Baju Kuruang Basiba. Perlombaan ini dibagi dua ka­tegori, yakni kategori de­wasa dan remaja.

Terlihat Selasa siang itu (5/10), perempuan-perempuan cantik Minangkabau begitu anggun berjalan melenggok di atas pentas utama menuju bagian ba­wah pentas. Mereka memperagakan baju kurung basiba dengan berbagai mo­del dan warna. Kehadiran mereka ini mendapat apresiasi pengunjung yang hadir.

Untuk kategori dewasa diikuti 30 peserta dan remaja sebanyak remaja 24 peserta. “Awalnya 23 orang ada yang mendaftar remaja. Namun, ada yang salah daftar, karena masuk ka­tegori dewasa. Setelah dicek umurnya, maka masuk ka­tegori remaja. Nanti malam pengumuman pemenang­nya. Pesertanya se-Sumbar,” ungkap MC Perlombaan Baju Kuruang Basiba, Gilang Dwinanda, Selasa (5/10).

Bundo Kanduang Sumbar, Raudah Thaib, yang bertindak sebagai juri pada perlombaan itu mengatakan, perlombaan dengan tema merawat ingatan ini sangat bagus sekali.

“Dengan tema tersebut, mengajak peserta dan pengunjung yang hadir  tentang nilai-nilai tradisi yang diwariskan nenek moyang kita. Apalagi deng­an era global saat ini, ada kecenderungan menye­ragamkan. Kondisi ini mem­buat masyarakat mulai mencari rujukan kembali, untuk melihat kembali milik dan kepunyaan kita,” ungkap Sastrawati itu.

Dengan adanya perlombaan baju kuruang basiba ini memberikan pendidikan bagi anak muda sekarang, kapan pakaian itu digunakan, siapa yang memakai dan saat acara apa dipakai?.

“Jadi ada ketentuan memakainya. Anak Gadis Minangkabau apa pakaiannya. Perempuan yang su­dah menikah apa yang dipakainya. Sekarang su­dah campur aduk saja. An­ak gadis ada yang memakai pakaian Koto Gadang. Pa­dahal anak gadis di Minangkabau bajunya dalam­nya harusnya di atas lutut. Ini yang didudukan itu. Nah inilah seharusnya gu­na diselenggarakan acara ini,” ungkap Budayawati itu.

Raudah Thaib meng­ung­kapkan, baju kuruang basiba hanya memiliki sejenis saja. Tetapi ada perbedaan bentuknya. Untuk anak gadis atau anak muda, dalam baju yang digu­­na­kannya di atas lutut. Kalau sudah menikah, maka da­lam bajunya di bawah lutut.

Anak gadis, juga tidak memakai selendang Koto Gadang. Karena selendang itu digunakan untuk orang yang sudah menikah. Raudah Thaib juga mengingatkan, tidak semua orang dewasa yang memakai selendang penuh dengan motif bunga.  “Jadi ada aturannya, kalau selendangnya itu dengan motif bunga dan sulaman, itu hanya digunakan oleh anak daro (perempuan yang menikah-red) untuk pergi manjalang rumah mintuo (pergi ke rumah mertua-red). Ada aturan dan makna dalam baju ter­sebut,” tegasnya.

Baju kuruang basiba menurutnya, memiliki pakem tersendiri. Selain aturan anak gadis dalam bajunya harus di atas lutut, dan orang dewasa dalamnya di bawah lutut, juga ada model dengan bagian bahunya yang tidak dijahit. Selain itu juga harus memakai siba dan penutup kepala. “Itu pakemnya, selain itu juga tidak boleh sempit tidak boleh jarang (longgar),” ungkapnya.

Raudah Thaib juga mem­berikan masukan da­lam penyelenggaran lomba tersebut, di mana panitia juga harus membuatkan kategori temanya.

“Ada yang tinggal dari acara ini, yakni tema pakaiannya. Seperti tema pakaian untuk pergi ke mana? Ada tema pakaian pergi baralek batagak panghulu, pergi kawin atau pakaian harian. Ini tidak dibedakan, harusnya dijelaskan. Makanya ada tadi pakaian anak daro, tapi tidak memakai sunting. Padahal anak daro itu memakai sunting, hanya pakaiannya saja yang dipakai,” ucapnya.

“Saya sudah menulis buku 406 macam pakaian adat dan pakaian pengantin. Diterbitkan oleh Dinas Kebudayaan Sumbar. Buku ini menjelaskan dan memahami baju kuruang basiba. Baju kurung basiba ini memiliki makna berma­cam. Ini indetitas perempuan Minang,” tegasnya. (fan)

ShareTweetShareSend

Baca Juga

Kapal Bermuatan Kayu Asal Mentawai Terdampar, Defika: Ditjen Gakkum dan Satgas PKH Harus Bertindak 

Kapal Bermuatan Kayu Asal Mentawai Terdampar, Defika: Ditjen Gakkum dan Satgas PKH Harus Bertindak 

Sabtu, 06 Desember 2025 | 22:08 WIB
Agam Kembali Menyala, Sistem Kelistrikan Sumbar Pulih 100% Pascabencana

Agam Kembali Menyala, Sistem Kelistrikan Sumbar Pulih 100% Pascabencana

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:02 WIB
Bahas Sejumlah Program, Wali Kota Sawahlunto Audiensi bersama Pimpinan Baznas

Bahas Sejumlah Program, Wali Kota Sawahlunto Audiensi bersama Pimpinan Baznas

Sabtu, 06 Desember 2025 | 10:34 WIB
Berkolaborasi dengan BKMT Provinsi, BKMT Sawahlunto Bakal Gelar Dakwah Wisata 

Berkolaborasi dengan BKMT Provinsi, BKMT Sawahlunto Bakal Gelar Dakwah Wisata 

Sabtu, 06 Desember 2025 | 10:33 WIB
Kerahkan sebanyak 30 Orang Personel, ASN Ikut Bantu Proses Penanggulangan Bencana

Kerahkan sebanyak 30 Orang Personel, ASN Ikut Bantu Proses Penanggulangan Bencana

Sabtu, 06 Desember 2025 | 10:31 WIB
Ditengah Efisiensi Anggaran, Pemkab Solsel Gratiskan 26.942 Stel Seragam di 2025

Ditengah Efisiensi Anggaran, Pemkab Solsel Gratiskan 26.942 Stel Seragam di 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 10:31 WIB

BERITA POPULER

  • Korban Hanyut di Batang Bangko Solok Selatan Ditemukan Meninggal

    Korban Hanyut di Batang Bangko Solok Selatan Ditemukan Meninggal

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sumbar Alami Deflasi 0,24 Persen pada November 2025, Dipicu Turunnya Harga Cabai, Jengkol dan Kentang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • BREAKING NEWS: Tim Gabungan Evakuasi Jasad Pria Ditemukan Meninggal di Daerah Gasiang Solok Selatan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pembangunan Pasar Payakumbuh, Dipastikan Transparan dan Akuntabel

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pemko Pa­yakumbuh Dukung Kejari Terapkan Pidana Kerja Sosial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

BERITA TERKINI

Kapal Bermuatan Kayu Asal Mentawai Terdampar, Defika: Ditjen Gakkum dan Satgas PKH Harus Bertindak 
METRO SUMBAR

Kapal Bermuatan Kayu Asal Mentawai Terdampar, Defika: Ditjen Gakkum dan Satgas PKH Harus Bertindak 

Sabtu, 06 Desember 2025 | 22:08 WIB

Agam Kembali Menyala, Sistem Kelistrikan Sumbar Pulih 100% Pascabencana

Agam Kembali Menyala, Sistem Kelistrikan Sumbar Pulih 100% Pascabencana

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:02 WIB
Hari ke-7 Pencarian Longsor Talamau, Bocah 7 Tahun Ditemukan Meninggal, Tiga Korban Masih Hilang

Hari ke-7 Pencarian Longsor Talamau, Bocah 7 Tahun Ditemukan Meninggal, Tiga Korban Masih Hilang

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:36 WIB
Jadi Akses Utama, Warga Diimbau tidak Melintas Sitinjau Lauik Kecuali Mendesak, Pemprov Sumbar Perketat Arus Padang-Solok

Jadi Akses Utama, Warga Diimbau tidak Melintas Sitinjau Lauik Kecuali Mendesak, Pemprov Sumbar Perketat Arus Padang-Solok

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:34 WIB
Ayah dan Galodo di Jembatan Kembar Padangpanjang

Ayah dan Galodo di Jembatan Kembar Padangpanjang

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:33 WIB

OPINI

Sumbar Tidak Tertinggal Dibanding Provinsi Lain
OPINI

Sumbar Tidak Tertinggal Dibanding Provinsi Lain

Minggu, 16 November 2025 | 18:29 WIB

AAN NOFRIANDA: Stop Dekritikalisasi, Dorong Dukungan Terhadap Pembangunan serta Apresiasi Terhadap Upaya Pembangunan Daerah

AAN NOFRIANDA: Stop Dekritikalisasi, Dorong Dukungan Terhadap Pembangunan serta Apresiasi Terhadap Upaya Pembangunan Daerah

Minggu, 16 November 2025 | 16:27 WIB
Dari Komunitas untuk Bumi: Inspirasi Gerakan Konservasi Lokal yang Mendunia

Dari Komunitas untuk Bumi: Inspirasi Gerakan Konservasi Lokal yang Mendunia

Rabu, 04 Desember 2024 | 00:11 WIB

Larangan Riset Asing: Benarkah Pemerintah Indonesia Hambat Konservasi Satwa Liar?

Rabu, 04 Desember 2024 | 00:03 WIB
Berprestasi di saat Sulit

Berprestasi di saat Sulit

Minggu, 23 Januari 2022 | 16:13 WIB
  • Indeks Berita
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
email: redaksi@posmetropadang.co.id

POSMETROPADANG.CO.ID © 2025

Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • BERITA UTAMA
  • METRO BISNIS
  • METRO SUMBAR
    • AGAM/BUKITTINGGI
    • DHARMASRAYA
    • PAYAKUMBUH/50 KOTA
    • PASAMAN/PASAMAN BARAT
    • PDG PARIAMAN/PARIAMAN
    • PESSEL/KEP. MENTAWAI
    • SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG
    • SOLOK/SOLSEL
    • TANAH DATAR/PDG PANJANG
  • METRO PESISIR
  • METRO PADANG
  • METRO JUSTICIA
  • OLAHRAGA
  • LAINNYA
    • BELANJA AKHIR PEKAN
    • GAGASAN
    • LIPUTAN KHUSUS
    • PENDIDIKAN
    • PILKADA
    • WISATA

POSMETROPADANG.CO.ID © 2025