Pacu Kuda Selamatkan Alek Nagari

TANAHDATAR, METRO – Sempat tidak dilaksanakan pacu kuda di Tanahdatar, karena adanya permasalahan batas wilayah dua nagari di dua kecamatan yang belum tuntas. Kini ajang kalender tahunan Pengurus Daerah Pordasi Sumatera Barat itu kembali digelar. Pacu kuda di Sumatera Barat hanya ada di tujuh Pengda Pordasi kabupaten dan kota yaitu Kabupaten Tanahdatar, Kota Payakumbuh, Kota Bukittinggi, Kota Sawah lunto, Pariaman, Solok dan Kota Padang. Namun, alek pacu kuda ini di Kota Padang hingga sekarang sudah tidak aktif lagi.
Sebagai agenda tetap pengurus daerah dan masuk kalender wisata, iven yang merupakan alek anak nagari itu kembali digelar di Tanahdatar walau tahun lalu sempat ditiadakan.
Tokoh Sumbar, H Suherman ST Tuanku Rajo Disambah di lapangan pacu kuda usai agenda Wirabraja Pacu Kuda Open Race dan Tradisional 2018, Senin (22/10) mengatakan, sebagai orang Tanahdatar, ia bangga pacu kuda kembali terlaksana oleh Pemda Tanahdatar. “Keinginan saya ke depan arena ini bisa ditingkatkan menjadi bertaraf internasional dan begitu juga peserta pacu kuda kita hadirkan dari luar provinsi dan bahkan dari luar negeri,” ujar Suherman.
Suherman merupakan, calon legislatif daerah pemilihan Sumbar 1 dari Partai PKB itu juga mengungkapkan keinginannya untuk menjadikan ivent ini berskala nasional bahkan internasional, jika ia berhasil mewakili aspirasi masyarakat Sumbar di Senayan.
Dikatakan, iven pacu kuda di Bukit Gombak, Batusangkar ini juga sangat mendorong perekonomian masyarakat, puluhan ribu pengunjung hadir menyaksikannya dan tentu akan banyak uang beredar sehingga ekonomi bergerak atas digelarnya iven tersebut, katanya.
“Ajang olahraga ini juga akan mempererat silaturahmi antara kita dengan masyarakat dari luar daerah, sebagai ajang rekreasi generasi muda kita, ajang menyalurkan hobi dan bakat bagi pecandu kuda itu sendiri. Jika dilestarikan dan dikelola dengan profesional tentu iven ini akan berdampak positif dan berpengaruh terhadap banyak sektor ditengah-tengah masyarakat kita khususnya,” ujar putra Silabuak, Tanahdatar itu.
Kepada Pemda ia juga sangat berharap agar alek anak nagari yang menjadi rutinitas tahunan itu bisa selalu ditingkatkan penyelenggaraannya serta sarana dan prasarana pacu kuda agar semakin diminati masyarakat Sumbar khususnya, karena menurutnya gelanggang pacuan kuda Dang Tuanku Bukit Gombak telah ada sejak ratusan tahun lalu sebelum kemerdekaan RI.
“Ini menjadi kebanggaan kita semua, saya optimis nanti gelanggang Dang Tuanku bisa menjadi ajang perbandingan oleh daerah lain, untuk itu ia sangat berambisi menjadikannya berkelas internasional pada tahun berikut,” katanya.
Dikesempatan itu Suherman berharap pemerintah daerah bisa melakukan pembibitan kuda, ini peluang ekonomi bagi petani. Mudah-mudahan pacu kuda selanjutnya Tanahdatar bisa punya kuda sendiri, seperti Kabupaten Agam, Bukittinggi, Payakumbuh, Limapuluh Kota dan Kabupaten lain di Sumatera Barat. (ant)

Exit mobile version