Grup Katumbak Anak Abak ini terbilang baru berusia setahun jagung yakni sekitar 3 tahun berjalan dimana personilnya merupakan warga Desa Sikapak Barat, Kecamatan Pariaman Utara Kota Pariaman. Firman menyebutkan kenapa grup nya dinamakan Katumbak Anak Abak, karena ia merupakan anak kesayangan dari ayahnya.
Katumbak adalah salah satu kesenian tradisional yang berasal dari daerah Pariaman dan Kabupaten Padang Pariaman, Sumatra Barat. Indonesia. Kesenian ini menggabungkan seni musik dan tari yang dipadukan dengan lagu serta lirik khas daerah Pariaman yang penuh dengan makna.
Pada saat sekarang ini Katumbak telah menjadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia (WBTBI) yang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) Republik Indonesia melalui Dirjen Kebudayaan pada tahun 2024.
Penamaan katumbak sendiri berawal dari peniruan bunyi yang dihasilkan dari suara gendang yang berbunyi “tum bak, tum bak”, sehingga pada akhirnya masyarakat menyebutnya dengan nama katumbak atau bakatumbak.
Iring-iringan musik yang dihasilkan dari katumbak tersebut biasa digunakan oleh masyarakat Pariaman dan Padang Pariaman untuk mengiringi rombongan pengantin pria menuju rumah pengantin wanita pada suatu upacara penikahan. Alat musik atau instrumen yang digunakan dalam pertunjukan musik katumbak meliputi diantaranya rabunian (harmonium), gandang katumbak, mambo (gendang berbentuk tabung kerucut), dan giriang-giriang (tambourin), yang dimainkan untuk mengiringi vokal serta gerakan tari.(efa)
















