Ia pun mengajak seluruh elemen adat, agama, dan pemerintahan untuk turun ke bawah, menyapa dan memantau anak kemenakan. “Kepada ninik mamak, alim ulama, pemuda, mari kita jaga bersama generasi ini. Jangan ada lagi tragedi serupa terjadi di Padangpariaman yang kita cintai,” ujarnya. Suasana diskusi berlangsung hangat dan serius. Berbagai tokoh menyampaikan pandangan dan saran untuk dijadikan agenda tindak lanjut pemerintah daerah.
Ketua Harian LKAAM Sumbar Dr. Amril Amir Dt. Lelo Basa menyambut baik langkah Bupati. Ia menekankan pentingnya menanamkan nilai-nilai keagamaan sejak dini. “Isi hati sanak dan kemenakan kita dengan Alquran. Setidaknya anak-anak kita hafal juz 30 sebelum tamat SD,” ujarnya.
Ketua MUI Padangpariaman bahkan menyebut situasi saat ini seperti kembali ke zaman jahiliah. “Kalau tak segera kita atasi, akan semakin parah. Kita siap mendukung langkah Pak Bupati, termasuk turun langsung ke masyarakat,” ujarnya.
Sementara Kapolres Padangpariaman AKBP Ahmad Faisol juga menyampaikan dukungannya. Menutup pertemuan, Bupati JKA menyampaikan beberapa langkah konkret hasil kesepakatan bersama, untuk kita bersamai menjalankannya. Diantaranya penutupan kafe yang tidak memiliki izin. Pengaturan jam bermain anak-anak, surat kesepakatan bersama (SKB) yang sudah kita sepakati bersama lintas sektor dan unsur untuk dijalakan secara komitmen. Serta mendorong anak-anak untuk mendalami ajaran Islam dan hafalan Alquran. “Kita mulai dari yang kecil, tapi nyata. Mari kita galakkan sentuhan langsung ke anak kemenakan kita. Ini ikhtiar bersama demi masa depan Padang Pariaman,” tambah Bupati mengakhiri . (efa)
















