Terbentuk Tahun 2019 Diaktifkan Kembali Tahun 2024, Saka Kalpataru Gelar Aksi Bersih Pantai Kata

AKSI BERSIH PANTAI— Saka Kalpataru Kota Pariaman menggelar aksi bersih dan pembuatan ecobrick, di Pantai Kata, Desa Taluak, Kecamatan Pariaman Selatan.

PARIAMAN, METRO–Saka Kalpataru Kota Pariaman gelar aksi bersih dan pembuatan ecobrick, di Pantai Kata, Desa Taluak, Kecamatan Pariaman Selatan, Kota Pariaman, kemarin. Kegiatan ini me­nutup aksi kegiatan Saka Kalpataru di tahun 2024. Saka Kalpataru yang berada di bawah Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup (Perkim & LH) Kota Pariaman, telah terbentuk sejak tahun 2019 yang lalu. Karena pandemic dan beberapa hal, Saka Kalpataru Kota Pariaman  sempat vacum sampai diaktifkan kembali di tahun 2024 ini.

Dalam arahanya Ketua Saka Kalpataru yang juga Kepala Bidang (Kabid) Pe­ngendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup (P2KLH) Dinas Perkim & LH Kota Pariaman Nofrizal mengatakan bahwa kegiatan ini adalah salah satu bentuk nyata kehadiran Saka Kalpataru dalam pelestarian lingku­ngan. “Kita telah menga­gendakan berbagai kegiatan untuk Saka Kalpataru ikut andil dalam pelestarian lingkungan, salah satunya adalah aksi bersih pantai yang kita lakukan hari ini, tetapi karena cuaca yang tidak mendukung, kita hanya membersihkan Pentas Pantai Kata dan sekitarnya saja,” ujarnya.

Lebih lanjut Nofrizal mengatakan bahwa Plastik telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari manusia. Namun, dampak negatif­nya terhadap lingkungan sangatlah serius. Sampah plastik yang tidak terurai dengan cepat berkontribusi pada pencemaran su­ngai, tanah, dan udara. “Kita juga memperkenalkan Kon­sep 3R (Reduce, Reuse, Recycle) yang menjadi salah satu solusi yang efektif dalam  mengatasi permasalahan sampah plas­tik dengan menerapkan dan melaksanakan sa­lah satu dari bagian konsep 3R yakni Reuse adalah u­paya menggunakan kem­bali barang atau sampah,” tuturnya.

Dirinya berharap Anggota Saka Kalpataru dari utusan sekolah SMA/SMK se derajat ini, dapat menjadi panutan dan teladan serta agent of change bagi rekan-rekan dan lingku­ngan sekitarnya, sehingga akan menularkan pelesta­rian lingkungan dan ilmu yang bermanfaat untuk itu.

Selanjutnya Pamong Putri Saka Kalpataru, Nur Indah lestari mengatakan bahwa di tengah krisis limbah plastik ini, hadir solusi sederhana namun efektif, yaitu ecobrick. Konsep di­balik ecobrick adalah untuk menggunakan dan men­daur ulang plastik bekas konsumsi dan membuatnya ramah lingkungan. Botol-botol plastik ini hanya dipadatkan oleh sampah plastik yang bersih dan kering. “Contoh Reuse sampah plastik sebagai upaya untuk menanggulangi sampah plastik yaitu dengan ecobrick. Ecobrick menjadi salah satu upaya alternatif dan upaya kreatif untuk dapat mengelola sampah plastik dengan ramah lingkungan serta da­pat diubah menjadi barang ataupun benda yang memiliki nilai guna dan mengurangi pencemaran,” ung­kapnya.

Dalam penjelasan Ecobrick adalah cara mengolah sampah plastik bekas dengan menggunakan botol plastik bekas yang diisi dengan beragam sampah plastik hingga penuh dan botol plastik tersebut menjadi padat. Botol plastik yang telah terisi oleh sampah-sampah plastik tersebut dapat diolah dengan merangkainya menjadi ba­rang yang berguna dan bermanfaat di kehidupan sehari-hari. “Ecobrick bertujuan agar dapat me­ngu­rangi sampah plastik de­ngan menggunakan botol plastik guna dapat dijadikan sesuatu yang lebih berguna. Dengan Ecobrick, dalam satu botol isi 600 ML, kita dapat memasukan sampah plastic sebanyak 2,5 Kg, sehingga sangat efektif mengurangi sampah plastik di lingkungan kita,” terangnya. (efa)

Exit mobile version