Dirinya berharap Anggota Saka Kalpataru dari utusan sekolah SMA/SMK se derajat ini, dapat menjadi panutan dan teladan serta agent of change bagi rekan-rekan dan lingkungan sekitarnya, sehingga akan menularkan pelestarian lingkungan dan ilmu yang bermanfaat untuk itu.
Selanjutnya Pamong Putri Saka Kalpataru, Nur Indah lestari mengatakan bahwa di tengah krisis limbah plastik ini, hadir solusi sederhana namun efektif, yaitu ecobrick. Konsep dibalik ecobrick adalah untuk menggunakan dan mendaur ulang plastik bekas konsumsi dan membuatnya ramah lingkungan. Botol-botol plastik ini hanya dipadatkan oleh sampah plastik yang bersih dan kering. “Contoh Reuse sampah plastik sebagai upaya untuk menanggulangi sampah plastik yaitu dengan ecobrick. Ecobrick menjadi salah satu upaya alternatif dan upaya kreatif untuk dapat mengelola sampah plastik dengan ramah lingkungan serta dapat diubah menjadi barang ataupun benda yang memiliki nilai guna dan mengurangi pencemaran,” ungkapnya.
Dalam penjelasan Ecobrick adalah cara mengolah sampah plastik bekas dengan menggunakan botol plastik bekas yang diisi dengan beragam sampah plastik hingga penuh dan botol plastik tersebut menjadi padat. Botol plastik yang telah terisi oleh sampah-sampah plastik tersebut dapat diolah dengan merangkainya menjadi barang yang berguna dan bermanfaat di kehidupan sehari-hari. “Ecobrick bertujuan agar dapat mengurangi sampah plastik dengan menggunakan botol plastik guna dapat dijadikan sesuatu yang lebih berguna. Dengan Ecobrick, dalam satu botol isi 600 ML, kita dapat memasukan sampah plastic sebanyak 2,5 Kg, sehingga sangat efektif mengurangi sampah plastik di lingkungan kita,” terangnya. (efa)