Lalu bagaimana dengan besaran tarifnya. “Untuk masalah tarif terus terang saya tidak memungut biaya apapun, apalagi menetapkan tarif tertentu. Bagi warga yang benar-benar tidak mampu itu biasanya dana pribadi yang biasa saya gunakan. Lain halnya, kalau ada diantara warga yang ingin membantu meringankan biaya transfortasi misaLnya, itupun sifatnya hanya sukarela saja,” terangnya.
Ditanya motivasinya dalam memberikan layanan tersebut kepada warganya, Sudirman menyebutkan jika mobil ambulan itu berawal dari bantuan donasi tokoh masyarakat VII Koto Sungai Sariak, H. Mahyuddin atau akrab disapa dengan panggilan H. Kenek. Berawal pada tahun 2020, saat dia menjadi ajudan pasangan calon Bupati Suhatri Bur ketika itu. Saat itulah setelah Suhatri Bur berhasil terpilih sebagai Bupati saat itu, H. Mahyuddin langsung menanyakan rencananya berikutnya. “Saat itulah saya mengatakan saya ingin kembali membantu masyarakat, kebutulan sebelumnya saya berprofesi sebagai seorang sopir, maka langsung saja saya meminta dibantu dibelikan mobil ambulan,” terangnya.
Harapannya itupun akhirnya kesampaian, bahkan setelah menjabat sebagai Walinagari dia tetap setia melayani warga dengan ambulan yang berasal dari donasi H. Mahyuddin itu. Sementara, untuk biaya operasional sehari-hari ditanggung secara pribadi oleh Sudirman sendiri. Lebih jauh Sudirman menyebutkan, awal mula dia terpanggil mengoperasikan mobil ambulan itu berawal saat masih aktif di Partai Gerindra sekitar enam tahun yang lalu. Dimana saat itu jiwanya begitu trenyuh saat membantu meringankan beban masyarakat kurang mampu untuk bisa mendapatkan layanan mobil ambulan. “Makanya sampai saat ini saya akhirnya berketetapan hati untuk membantu warga melalui mobil ambulan ini,” terangnya. (efa)




















