Pembangunan Tingkatkan Kesejahteraan

SAMBUTAN—Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Perumahan, Kawasan Pemukiman dan Pertanahan (DLHPKPP) Padangpariaman Syofrion M, saat berikan smabutan pada acara kemarin.

PDG. PARIAMAN, METRO–Kepala Dinas Lingku­ngan Hidup, Perumahan, Kawasan Pemukiman dan Pertanahan (DLHPKPP) Padangpariaman Syofrion M, kemarin, membuka ke­giatan konsultasi publik II penyusunan Kajian Ling­kungan Hidup Strategis (KLHS) Rencana Pemba­ngunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupa­ten Padangpariaman ta­hun 2024-2029.

Dalam kegiatan ini, pa­nitia pelaksana mengha­dirkan Dosen Prodi Pasca Sarjana Unand Mahdi sebagai narasumber utama dengan peserta sejumlah kepala perangkat daerah, Asisten Ekonomi Pemba­ngunan Sekda, utusan Dinas Lingkungan Hidup Pro­vinsi Sumbar serta perwakilan beberapa Kelompok Wanita Tani (KWT).

Syofrion mengemukakan, pembangunan merupakan suatu proses kegiatan pemanfaatan sumber daya alam yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup ke arah yang lebih baik. Namun, disadari atau tidak, kegiatan pembangunan merupakan salah satu pe­nyebab terjadinya pencemaran dan kerusakan ling­kungan.

“Pada satu pihak kita membutuhkan sumber daya alam dalam jumlah yang hampir tidak terbatas untuk mencapai kemakmuran yang sebesar-besarnya. Akan tetapi, di lain pihak, alam dan lingkungan hidup memiliki keterba­tasan daya dukung dan daya tampungnya,” kata­nya saat acara kemarin.

Seperti diketahui, lanjut dia, sumber daya alam terdiri dari sumber daya alam yang dapat diperbarui atau dapat pulih dengan sendirinya dan yang tidak dapat diperbarui. Oleh karena itu, jangan sampai pemanfaatan dan eksploitasinya untuk kepentingan generasi sekarang harus dibayar dengan pengorbanan kepentingan generasi mendatang.

“Tanpa adanya kearifan terhadap alam dan lingkungan, akan menye­babkan terjadinya penurunan kualitas kehidupan dimasa depan. Pemba­ngunan yang berkelanjutan sebagai suatu komitmen seharusnya diwujudkan secara nyata, tidak hanya menjadi semacam tatanan normatif,” ujar.

Implementasi dari ke­pedulian dan kearifan ling­kungan, katanya lagi, harus tercermin dalam rumusan konsepsional  perenca­naan pembangunan serta menjadi acuan dalam operasionalnya di lapangan. “Konsepsi pembangunan berkelanjutan itu sendiri sebenarnya muncul akibat adanya tarik-menarik kepentingan di antara pelaksana pembangunan. Oleh karena itu, diperlukan ada­nya kesamaan komitmen dalam mencapai upaya tersebut,” ujarnya.

Untuk itu, diperlukan sikap yang konsekuen terhadap pertimbangan aspek lingkungan dalam se­tiap aktivitas pembangu­nan, baik yang dilaksanakan oleh pemerintah, ma­syarakat, maupun dunia usaha. Perwujudan kerja sama  yang harmonis dan proporsional antara pemerintah, swasta dan masyarakat merupakan pilar penting dalam pembangunan lingkungan hi­dup.  “Pemerintah dituntut menyusun program pro rakyat serta memfasilitasi kebutuhan rakyat, di lain pihak masyarakat dibutuhkan keterlibatannya dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup,” ujarnya.

Ia menambahkan, secara umum kerusakan ling­kungan disebabkan antara lain oleh adanya tekanan ekonomi, kurangnya pe­ngetahuan dan kesadaran terhadap lingkungan serta adanya kebiasaan dan perilaku sosial dalam masya­rakat tertentu. Pada sebagian kelompok masya­rakat, karena tekanan eko­nomi yang terlalu berat, menyebabkan mereka me­lakukan pekerjaan yang menimbulkan gangguan terhadap kelestarian ling­kungan.

Selain itu, akibat keterbatasan kemampuan dan keterampilan serta tidak adanya pilihan lain atau karena pewarisan dari orang tuanya, tanpa mereka sadari telah mengandalkan sumber nafkah keluarga­nya dari aktivitas yang me­reka jalani. “Semua dam­pak yang ditimbulkan terhadap lingkungan hidup berada di luar kemampuan mereka untuk mengatasi­nya. Di samping alasan ekonomi, keterampilan ker­ja, tingkat pendidikan dan latar belakang sosial, kerusakan lingkungan dapat pula disebabkan oleh faktor moralitas,” ujarnya mengakhiri.

Hal ini terjadi, karena rendahnya komitmen moral dan kepedulian sosial dari sebagian orang yang biasanya hanya berorientasi kepada keinginan untuk memperoleh keuntu­ngan sesaat, tanpa memperhitungkan aspek ekologisnya. “Oleh karena itu, adalah sangat tepat ketika pemerintah mencanangkan strategi kebijakan pro job, pro poor, pro growth dan pro environment. Se­bab, pertumbuhan eko­nomi semata tanpa memperhatikan aspek pelestarian fungsi lingkungan dan manusia di dalamnya telah mengakibatkan timbulnya kerusakan dan pen­cemaran lingkungan hi­dup,” kata bupati.

Ia pun mengingatkan, hal yang tidak kalah penting adalah peningkatan pengetahuan dan kesadaran semua pihak, baik apa­ratur sendiri, masyarakat maupun pelaku usaha, untuk turut serta dalam u­paya pengendalian, pengamanan dan perbaikan kua­litas lingkungan. “Pemba­ngunan secara berkelanjutan merupakan proses pem­bangunan dengan me­ngoptimalkan manfaat dari sumber daya yang ada yang kita kenal dengan sustainable development goal’s (sdgs). Oleh karena itu, dukungan dan kontribusi positif dari semua pihak sangat dibutuhkan dalam menunjang pembangunan berkelanjutan di Kabupa­ten Padangpariaman. Tanpa adanya dukungan ter­sebut  kita tidak akan mampu melaksanakan pemba­ngunan dengan baik. Kita bertekad pembangunan berkelanjutan dapat menjadi transformasi progresif terhadap struktur sosial, budaya, ekonomi dan politik di Kabupaten Padangpariaman sehingga da­pat meningkatkan ke­sejahte­raan masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya tanpa adanya ancaman dari dampak pembangu­nan itu sendiri,” ujarnya.

Pada bagian akhir pe­ngarahannya, ia menyatakan harapan, kegiatan ini dapat meningkatkan pemahaman, pengetahuan, kemampuan serta peran aktif semua stakeholders dalam rangka mewujudkan pembangunan berkelanjutan, sehingga dapat memberikan kontribusi positif dalam membuat perencanaan, program/kegiatan dan pengambilan kebijakan dengan benar-benar mempertimbangkan serta memiliki integritas dan komitmen yang tinggi terhadap lingkungan hidup. (efa)

Exit mobile version