PDG. PARIAMAN, METRO–Keberadaan Surau Gadang Syekh Burhanuddin di Tanjuang Medan Ulakan, Kecamatan Ulakan Tapakis Kabupaten Padangpariaman, saat ini kondisinya terlihat semakin terancam. Terlebih setelah musibah banjir yang melanda kawasan itu pada Kamis malam hingga Jumat siang harinya.
Pasalnya, banjir yang melanda kawasan itu sempat menerjang dan menggenangi kawasan Surau Gadang, yang dilengkapi dengan sejumlah fasilitas pendidikan keagamaan serta sebuah masjid megah bernama Masjid Luhur Syekh Burhanuddin. “Kalau kondisi ini dibiarkan berlarut-larut, maka bisa saja ke depanya, kelangsngan dan masa depan komplek Surau Gadang ini bisa sangat terancam, hingga terkubur bersama perjalanan sejarah,” kata Tuanku Kuniang, Khalifah Syekh Burhanuddin, kemarin.
Diakui, seumur-umur sepanjang sejarah yang diketahui warga yang tinggal di sekitar kawasan Komplek Surau Gadang, memang baru kali inilah sejarahnya air bah yang berasal dari sungai Batang Ulakan memasuki dan menggenangi komplek Surau Gadang dimaksud.
Kondisi itu disebutkan diperparah pula seiring banyaknya material tumpukan kayu di sekitar aliran sungai yang terdapat di kawasan itu. “Material banjir itu ada yang berupa material kayu dan sebagainya. Itulah yang akhirnya menyebabkan air sampai meluap hingga ke lokasi ini. Akibatnya ya, seperti yang terlihat di kawasan ini, banjir mengakibatkan kondisi pekarangan di sekitar kawasan Surau Gadang itu menjadi begitu berantakan,” terangnya.
Untuk itu Tuanku Kuniang berharap, kiranya material banjir yang masih menumpuk di sekitar aliran sungai di sekitar kawasan itu bisa dibersihkan, atau sebisanya dinormalisasi sedemikiann rupa.
Menurutnya, sebelum kejadiann banjir yang terjadi pada Kamis dan Jumat kemarin, beberapa bulan lalu, kawasan komplek Surau Gadang milik Syekh Burhannuddin, ulama besar pengembang ajaran Islam di Minangkabau itu juga sempat diterjanng banjir.
Hingga dalam pertemuan dengan masyarakat dan pemilik lahan yang ada di sekitar kawasan komplek tersebut telah disepakati merelakan lahan milik mereka untuk keperluan normalisasi sungai Batang Ulakan, yang membentang di sekitar kawasan komplek Surau Gadang tersebut. “Tapi sampai sekarang kondisinya masih belum dinormalisasi, semoga saja pihak terkait di lingkungan Pemkab Padangpariaman berkenan merenovasi maupun merevitalisasi kembali kawasan aliran sungai di kawasan itu. Hingga ke depannya diharapkan arus aliran air yang terdapat di kawasan aliran Batang Ulakan itu bisa kembali lancar menuju hilir muara.
Meski banjir yang melanda kawasan itu tidak sampai berakibat fatal terhadap kondisi bangunan Surau Gadang Syekh Burhanuddin, namun tetap saja, jika hal itu dibiarkan berlarut-larut, maka bisa saja kondisinya bakal semakin terancam. “Makanya harapan kita tentunya pekarangan di sekitar komplek Surau Gadang ini bisa dilantai secara permanen, sehingga diharapkan bisa memiliki ketahanan lebih menghadapi ancaman banjir yang terjadi,” harapnya.
Hasan Basri salah seorang tenaga pengajar di komplek Surau Gadang Syekh Burhanuddin itu mengakui, banjir yang menerjang kawasan itu terbilang yang terbesar di banding banjir yang pernah terjadi sebelumnyo. “Iyo baru kinilo aia sampai ka Surau Gadang Syekh Burhanuddin, baitu kasiak yang ado di sekitar pekarangan surau gadangko kinilah banyak yang hanyuik dibawo air banjir,” sebutnya.
Apa yang disebutkan Hasan Basri itu agaknya cukup beralasan, pasalnya, ketinggian arus banjir yang menggenangi kawasan itu ada yang mencapai tiga meter lebih, hingga menyebabkan banyak ternak milik warga di sekitar kawasan itu yang hanyut diseret arus banjir. (efa)