PDGPARIAMAN, METRO – Kelompok Sadar Wisata LA Adventure mendapat Anugerah Kalpataru bidang penyelamat lingkungan tingkat Provinsi Sumatera Barat tahun 2018. Anugerah tersebut diterima melalui Dinas Lingkungan Hidup, Perumahan dan Kawasan Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Padangpariaman.
Melihat keberhasilan tersebut, Pemkab Padangpariaman telah merencanakan berbagai jenis program untuk perkembangan Lubuak Nyarai Lubuk Alung tersebut. Salah satunya kita akan membuka akses jalan menuju objek wisata air terjun Lubuk Nyarai,” kata Bupati Padangpariaman H Ali Mukhni, kemarin.
Dengan adanya pembangunan jalan lingkar Duku ke Sicincin katanya, akan membuka akses pengunjung ke Lubuk Nyarai, karena selama ini jarak yang ditempuh sangat jauh. Hal itu, sejalan dengan komitmen Pemkab menjadikan Lubuk Nyarai sebagai salah satu destinasi wisata dunia di Sumatra Barat.
Katanya, banyak pengunjung mengagumi Lubuk Nyarai layaknya surga. Karena masih alami namun butuh kebersamaan untuk menjaga keasriannya. Jalan lingkar Duku ke Sicincin, dijadwalkan dapat digunakan tahun 2019. Namun, jembatan telah siap dan tinggal meningkatkan pengaspalannya.
”Selain jalan Duku-Sicincin dapat membuka akses menuju objek wisata Nyarai, pembangunan alan lingkar juga bisa mengurangi kemacetan di Pasar Sicincin dan Pasar Lubuk Alung pada jalan lintas Padang ke Bukittinggi. Kita berharap kepada pemerintah Propinsi Sumatra Barat untuk mengaspalnya, karena itu adalah jalan propinsi,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Kelompok Sadar Wisata Lubuk Alung Adventure, Ritno Kurniawan, menyambut baik rencana pembukaan akses jalan menuju Lubuk Nyarai.
Ritno yang juga sebagai pengelola wisata air terjun itu mengatakan, untuk mencapai Lubuk Nyarai memang harus menempuh jarak sekitar 13 kilometer dengan medan yang sulit.
”Karena itu, Lubuk Nyarai merupakan wisata petualangan dan tidak bisa dicapai oleh semua orang, maka dengan dibukanya akses jalan, jaraknya bisa lebih singkat sekitar 5 hingga 6 kilometer,” katanya.
Ia mengaku Pemkab Padangpariaman mendukung pengembangan wisata Lubuk Nyarai tersebut. Pemkab kini sudah membantu membuatkan papan penunjuk arah menujuk Lubuk Nyarai. Air terjun Lubuk Nyarai, merupakan objek wisata alam yang berada di kawasan hutan lindung Gamaran, Kecamatan Lubuk Alung.
Lokasi Lubuak Nyarai menjadi dikenal publik secara luas sejak tahun 2013 hasil kerja keras masyarakat setempat dan kelompok pemuda sadar wisata pimpinan Ritno Kurniawan (30). Ketenaran Lubuak Nyarai sudah diakui dunia sebagai salah satu zona wisata tracking terbaik di Indonesia.
Data sejak 2013 hingga kini, Lubuak Nyarai sudah dikunjungi lebih dari 60.000 wisatawan domestik dan 120 orang wisatawan mancanegara diantaranya dari Singapura, Irlandia, Malaysia, Australia dan Amerika Serikat. Publikasinya sudah nongkrong di laman website national geographic oleh para tim eksplorasi pimpinan Tom Concorn. Bahkan korporasi besar jadikan tracking di Lubuak Nyarai sebagai program wisata terjadwal oleh perusahaan mereka.
”Lubuak Nyarai, Subhanallah begitu indah, memukau dan mempesona. Buktikan dan datang ke sana. Tidak satupun hasil bidikan lensa kamera tandingi panorama aslinya. Tuhan memperlihatkan seni tekstur maha tinggi yang tidak dijangkau oleh pemikiran manusia,” katanya.
Di sana terdapat beberapa air mancur dan kolam alami sebening kristal. Tebing-tebing terpahat indah. Udara alamnya yang sejuk merupakan oksigen menyehatkan untuk paru-paru. Lokasi Lubuak Nyarai dan area sekitarnya masih hutan perawan yang dipastikan masyarakat setempat akan terus dijaga selamanya.
Sebelum sampai di Lubuak Nyarai, tiap wisatawan yang berangkat dari posko pemandu akan mendapatkan briefing dari pemandu jalan. Tiap sepuluh orang ditemani dua pemandu. Jarak dari posko ke Nyarai sejauh 5,3 Km dan lebih kurang dua jam jalan kaki. Sejumlah tanjakan dan penurunan adalah tantangan tersendiri bagi pencinta olahraga tracking. Apalagi saat hujan. Dipastikan akan lebih lama sampai dan menguras energi karena area jalan berubah menjadi becek dan licin.
”Kita melihat dan menyaksikan keindahan Lubuk Nyarai. Sebagai pelaku pariwisata, Asita juga memberikan masukan bagaimana mengembangkan kawasan wisata sehingga diminti wisatawan. Sekarang kita bersykur kembali meraihi penghargaan dalam mengelola objek wisata ini,” tandasnya Ritno. (efa)
Komentar