Cegah Babat Hutan Lindung, Tim TNKS Pesisir Selatan Pasang Palang Larangan

PESSEL, METRO–Tim gabungan Taman Nasional Kerinci Seblat ( TNKS) Wilayah II Su­ma­tera Barat, TNKS ( SPTN) III Pesisir Selatan bersama Polsek Basa Ampek Balai Tapan, Polres Pesisir Sela­tan, Sabtu (4/9) melak­sanakan pemasangan p­lang larangan penebangan (babat) hutan  di wilayah hutan lindung. Pema­sa­ngan plang larangan pene­bangan hutan dilakukan di daerah Sako, Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan, Kabupaten Pesisir Selatan.

Dalam kegiatan ter­sebut dihadiri perwakilan dari TNKS wilayah II Sum­bar Hendrayadi. S.Hut, TN­KS ( SPTN) wilayah III Pessel Rika Putra dan TNKA Resort Lunang – Sako Ade Vabrian dan Kapolsek BAB Tapan, diwakili Kanit Sah­bara Polsek Tapan Aipda Nofrizal Indra, serta Kasi Humas Polsek BAB Tapan Aipda Emrozipa.

Ketika dihubungi Ka­polres Pesisir Selatan AK­BP. Sri Wibowo. S.IK.MH melalui Kapolsek BAB Ta­pan, Iptu. Gusmanto. SH, didampingi Kanit Sahbara Polsek Tapan Aipda Nof­rizal Indra membenarkan kegiatan dilakukan TNKS Sumbar,  TNKS Pessel dan TNKS Lunang – Sako.

Disampaikan Nofrizal, pemasangan plang lara­ngan penebangan hutan tersebut dilaksanakan di kawasan hutan lindung di daerah Sako, Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan, Kabupaten Pesisir Selatan.

Walaupun harus me­nem­puh medan cukup be­rat di kawasan hutan lin­dung Sako Tapan, hal itu tidak membuat tim gabu­ngan patah semangat, de­mi melindungi hutan TNKS dari oknum – oknum yang tidak bertanggung jawab yang ingin melakukan pe­ne­bangan hutan secara ilegal.

“ Sekaligus kami men­so­sialisasikan kepada ma­syarakat sekitar hutan un­tuk mematuhi himbauan tersebut dan apabila ada kejadian langsung me­la­por­kan ke kehutanan atau ke Polsek untuk mencegah terjadinya pengerusakan hutan lindung,” tegas Kanit Sahbara Polsek BAB Tapan itu.

Dengan adanya plang larangan penebangan hu­tan, tim bersama berharap semua elemen terkait ter­masuk peran dari tokoh masyarakat, dan masya­rakat yang bermukim di kawasan tersebut untuk bersama – sama menjaga kelestarian hutan sebagai paru – paru bumi.  “Terpen­ting dan terutama men­cegah keberlangsungan habitat satwa, termasuk mencegah bencana alam dari dampak penebangan hutan,” tekuknya. (rio)

Exit mobile version