LAPAUMANGGIH, METRO–Warga yang berjualan di sisi kiri dan kanan dari jalan pertigaan Lapau Banjuang hingga jembatan Lapau Manggih, tapakiak. Pasalnya, mereka mengeluhkan omzet jual beli mereka turun ke titik nadir.
Parahnya, dalam sehari mereka tak ada jual beli. Hal ini dampak dari pekerjaan perbaikan lantai jembatan Lapau Manggih, tak kunjung tuntas, walaupun tenggat waktunya sudah habis.
Hal yang sama juga dialami warga yang berjualan dari Lapau Manggih – Pertigaan Balai Baru. Namun, yang terparah dialami pedagang yang berjualan di sisi kiri dan kanan Lapau Banjuang-Lapau Manggih, Kuranji.
Warga mengharapkan semacam tanggungjawab dari kontraktor memberikan kompensasi terhadap warga, terutama dari Lapau Manggih – Lapau Banjuang.
“Sejak pengerjaan perbaikan lantai jembatan ini dagangan saya sepi pembeli. Parahnya, dalam sehari tidak ada jual beli seribu rupiah pun,” ujar Ibu Eti (58) salah seorang pemilik warung dekat jembatan tersebut, Minggu (5/12).
Dikatakan Eti, ia sangat mengeluhkan sekali keterlambatan pengerjaan perbaikan jembatan Lapau Manggih, Gunung Sarik, Kecamatan Kuranji ini. Sejak pengerjaan jembatan ini dimulai pada medio Juni 2021 lalu, ia mengeluhkan dagangannya yang tediri menjual pulsa sepi pembeli.
Seharusnya, menurut Eti, pengerjaan jembatan ini tuntas awal November 2021 lalu. Tapi, ironisnya hingga sekarang belum juga rampung pengerjaan. Sehingga berdampak terhadap warga yang berjualan dari pangkal jembatan ini hingga pertigaan Lapau Banjuang.
“Hendaknya, jeritan kami dari orang kecil ini menjadi atensi Pemerintah Kota Padang. Baa ka indak bajua Bali kami sengenek alah juo doh,” ujar Eti.
Ketua LPM Gunung Sarik Indra Mairizal Rj Bujang SE mengharapkan, Pemko Padang melalui SKPD terkait segera mendesak kontraktor segera menuntaskan pengerjaan perbaikan jembatan ini cepat selesai. “Tentu hal ini berdampak terhadap pedagang yang berjualan dari jembatan hingga ke Lapau Banjuang. Maupun dari jembatan hingga ke Balai Baru,” kata Indra.
Diharapkan Indra, karena warga tapakiak tak berjual beli selama pengerjaan jembatan ini, idealnya kontraktor memberikan kompensasi kepada pedagang, sebagai paantok tangis warga. Karena, sumber pencaharian warga iru memang berjualan itu. Kini dagangan mereka itu “balangau” sejak perbaikan jembatan tersebut.
Sementara itu, Konsultan Pelaksana Dinas PUPR Kota Padang Syaiful mengatakan, tenggat waktu pengerjaan perbaikan jembatan ini sudah habis waktunya. Sebab, proyek dimulai pengerjaannya sejak 14 Juni 2021 lalu.
“Sehingga sekarang pengerjaan jembatan ini masuk dalam pekerjaan masa denda 50 hari,” kata Syaiful beberapa hari lalu.
Dikatakan Syaiful, pengerjaan jembatan ini sempat terkendala karena material besi plat jembatan tersebut tak ada yang menjualnya di Sumbar. Sehingga dipesan ke pabrikannya di Cilegon Banten. Hal ini yang membuat pengerjaan jembatan ini terkendala finishingnya. (boy)




















