Hari Ini, Edriana Mendaftar ke Gerindra, Perempuan Pertama yang Berani Maju sebagai Cagub Sumbar

JAKARTA, METRO – Beredar informasi, Caleg DPR RI Partai Gerindra, Edriana bakal maju Cagub Pilkada Sumbar 2020. Malah tokoh perempuan pengawal hak politik dan sosial wanita Indonesia bakal mendaftar pada Minggu ini ke Partai Gerindra Sumbar.
“Yo Uni Nana (ya Kakak Edriana,red) mendaftar dalam Minggu ini ke Gerindra,”ujar orang Edriana yang bisa melakukan sosialisasi Edriana di Pemilu April kemarin.
Edriana maju Cagub Sumbar tidak latah maju saja, bahkan informasinya karena didesak para pemilih Edriana pada Pileg lalu.
“Uni maju sebagai calon Gubernur Sumbar didorong oleh masyarakat dan pemilih yang memberikan suara mereka kepada Uni pada pemilu 2019,”ujar Edriana kepada wartawan di Padang via whatshapp, Rabu (13/11).
Menurut perempuan asal Tanjuang, Pandai Sikek, Tanah Datar ini, dia sudah berkesempatan keliling di kabupaten/kota, berhubungan langsung dari dekat dengan masyarakat.
“Insya Allah, Uni memahami apa yang menjadi masalah keseharian mereka. Dari hasil interaksi tersebut mereka berharap Uni terlibat aktif dan berkontribusi langsung untuk masyarakat Sumbar,”ujarnya.
Alasan tersebut kata Edriana jebolan SMP 8 dan SMA Negeri 2 Padang ini, juga diperkuat, dalam rangka memperingati hari pahlawan, dengan keteladanan Rohana Kuddus yang baru saja dinobatkan menjadi pahlawan nasional yang diakui kepemimpinannya oleh negara, terutama jasanya untuk memperkuat pendidikan bagi perempuan dan UMKM.
“Rohana Kuddus kepahlawanannya tahun ini diakui negara, terus terang jadi Pahlawan Nasional Rohana Kuddus menjadi spirite saya maju dan bangun serta jaga marwah Sumbar. Tentunya spirite Rohana Kuddus untuk ikut serta mewujudkan partisipasi politik perempuan dalam kontestasi Pilkada Sumbar di Pikkada 2020,”ujar Edriana.
Edriana merupakan seorang perempuan yang aktif dalam gerakan perempuan sejak 1986. Berawal dari bergiat di kelompok studi yang pada saat itu marak di kalangan mahasiswa. Mulai serius mendirikan kelompok perempuan bersama empat kawan karibnya, pada 1989 bernama Kelompok Kebangkitan Perempuan Indonesia yang kemudian pada perjalanannya, menjadi Yayasan Perempuan Mardika.
Akhir tahun 2000, menyelesaikan studi S2 dalam women and development di ISS, Belanda. Edriana juga aktif menulis di berbagai kesempatan dan juga sebagai pembicara di forum-forum nasional maupun Internasional seperti Indonesia Update Seminar, Australia dan forum lainnya.
Di awal reformasi ikut melahirkan Koalisi Perempuan Indonesia untuk Keadilan dan Demokrasi. Dua tahun terakhir ini, Edriana aktif sebagai konsultan gender di beberapa organisasi international maupun multi-lateral seperti Oxfam, CIDA, Yayasan Tifa, Partnership (Kemitraan untuk Tata Pemerintahan yang Baik), dan ILO. Edriana juga pernah diminta menjadi gender spesialis bagi Hickling, lembaga konsultan Canada untuk membantu pemerintah Indonesia dalam merumuskan program pengentasan kemiskinan yang berpihak pada perempuan.
Edriana dan kawan-kawan mendirikan lembaga riset perempuan Women Research Institute (WRI) yang bercita-cita sebagai pusat pembelajaran dan penelitian yang melihat dampak desentralisasi bagi masyarakat, khususnya perempuan. Program lain WRI adalah menyiapkan masyarakat di tingkat lokal untuk turut serta menentukan pembangunan di daerah masing-masing. Juga bagaimana agar masyarakat turut serta menentukan alokasi anggaran pemerintah di tingkat lokal yang berimbang bagi perempuan, laki-laki dan anak-anak. (rel/fan)

Exit mobile version