BPBD dan Masyarakat Nagari Situjuah Gadang Bentuk Tim Siaga

LIMAPULUH KOTA, METRO – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Limapuluh Kota dan masyarakat setempat bentuk tim siaga bencana guna membantu para korban, pasca bencana alam longsor dan banjir bandang yang menimpa Nagari Situjuah Gadang Kecamatan Situjuah Limo Nagari, Kabupaten Limapuluh Kota, pada 16 April 2019 lalu.
Wali Nagari Situjuah Gadang, Syofiar Ledi menjelaskan, pada pertengahan Apri 2019 ini terjadi banjir bandang menyebabkan satu rumah rusak, sawah jalan dan jembatan. Sehingga nagari menyiapkan 30 personil untuk tim siaga bencana tersebut. Personil tersebut terdiri dari unsur masyarakat seperti pemuda, ulama, dan tokoh adat setempat.
“Relawan nagari tersebut sudah mendapatkan pelatihan dari BPBD Limapuluh Kota. Saat terjadi bencana tersebut, 38 personil siaga bencana ini sudah mulai bekerja,” ujar Syofiar Ledi saat diskusi dengan tim Bimtek Jitu Pasna di kantor Wali Nagari, baru-baru ini.
Sementara terkait penanganan pasca longsor dan banjir bandang, kata Syofiar Ledia, pihaknya telah melakukan gotong royong bersama warga untuk membersihkan material. Sementara satu unit rumah yang rusak akibat banjir bandang telah diperbaiki oleh pemerintah daerah melalui Bazada.
“Jadi, untuk pemulihan kami goro bersama. Kemudian rumah rusak sudah diperbaiki, ketika ada gempa insyaallah bantuan dari berbagai instansi terkait selalu datang dan BPBD selalu terdepan,” ungkap Syofiar Ledi.
Kemudian penanganan pasca gempa, pihak nagari terus melakukan sosialisasi dan secara turun temurun di Situjuah Gadang tidak dibolehkan lagi menebang pohon disekitar sungai. Sementara untuk anggaran, nagari menyediakan Rp6 juta untuk kebutuhan bencana. Anggaran tersebut seusai aturan yang berlaku.
Setelah meninjau ke Nagari Situjuah Gadang, tim Bimtek Jitu Pasna melanjutkan perjalanan ke Nagari Tungkar. Hal ini dimaksud untuk melihat pemilihan pasca terbannya tebing sungai yang berhubungan langsung dengan jalan dan sawah masyarakat di Jorong Sawah Laweh.
Di lokasi terdampak, tim ditemani Perwakilan BPBD Sumbar, BPBD Kabupaten Limapuluh dan Wali Nagari Tungkar, Yusrizal Dt Pado.
“Ini penanganannya selama 60 hari dengan cara diberi bronjong. Langkah cepat pemerintah dalam melakukan pemulihan terhadap bencana apalagi yang berkaitan langsung dengan masyarakat,” kata Yusrizal.
Wartawan Sumber Informasi
Sementata, Kalaksa Payakumbuh, Yufnani Away mengatakan, wartawan salah satu sumber informasi jika terjadi bencana. Hal itu bukan tidak beralasan, salah satu contoh nyata, ketika adanya kejadian longsornya tumpukan sampah, di TPA beberapa waktu lalu, BPBD mendapat informasi awal dari seorang wartawan.
“Karena jika ada bencana masyarakat terkadang terlrbih dulu memberi kabar pada wartawan. Kami sangat bangga bisa menerima teman-teman wartawan, karena bagi kami wartawan merupakan mitra setrategi bagi BPBD, wartawan juga sumber informasi untuk memberi tahu terjadinya bencana disalah satu tempat pada kami,” ulas Yufnani
Lebih lanjut, kata Yufnani, wartawan memang perlu tahu strategi penanggulangan bencana, serta tehnik menghadapinya, maka bintek Jitu Pasna adalah salah satu sarananya. Pihaknya dan rekan-rekan daerah lain juga mengadakan pelatihan terhadap rekan-rekan wartawan.
“Kami berharap jadikanlah kantor kami tempat berkumpul teman-teman semua, jangan sungkan untuk bisa saling berkomunikasi,” kata Yufnani.
Diketahui, bimtek ini selain diisi dengan berbagai materi pendataan dan peningkatan kapasitas layanan pasca bencana, juga diisi berbagai game, untuk menghilangkan kejenuhan. Semua kegiatan diikuti peserta dengan rasa gembira, karena selain mendapatkan ilmu tentang kebencanaan, juga bisa bersilaturahmi dengan sesama Jurnalis. Meskipun kegiatan ini cukup padat, namun para peserta dan panitia tidak merasa lelah, tampak kecerian terus terpancar diwajauh peserta. (mil)

Exit mobile version