DHARMASRAYA, METRO – Kepala Staf Kepresidenan (KSP) yang juga Ketua Himpunan Kelompok Tani Indonesia (HKTI) Jenderal (pur) Moeldoko membawa kabar baik untuk petani di Kabupaten Dharmasraya. Pihaknya akan mendorong sektor pertanian daerah disana.
”Kaupaten Dharmasraya memiliki lahan sekitar 7.000 hektare bisa dikembangkan padi dan jagung. Luas itu cukup potensial,” ujar Moeldoko di Pulau Punjung pada, Senin (28/10).
Ia mengatakan, sebagai ketua HKTI dirinya berjanji akan terus menyuarakan dan memperjuangkan kepentingan petani bila di Dharmasraya lahan tersedia dan kondisi tanah masih relatif baik dibandingkan dengan di pulau Jawa.
Sebab, di Jawa lahan terbatas dan kondisi kian rusak akibat penggunaan partisida secara berlebihan yang tentu berdampak terhadap produktivitas. Kemudian Dharmasraya memiliki saluran irigasi yang sumber air sawah petani akan selalu tersedia.
Menurutnya, selama ini petani dihadapkan dengan beberapa persoalan dalam meraih kesejahteraan seperti peroalan kondisi tanah yang rusak, terbatas dalam menguasai teknologi tepat guna dan permodalan hingga dengan manajemen pasca panen.
Dalam pertemuan dengan perwakilan kelompok tani di Dharmasaraya itu, Moeldoko mengatakan bahwa pengembangan sektor pertanian butuh teknologi. Selain itu, masih kurangnya petani dalam manajemen pra maupun pasca panen sehingga mendapatkan hasil tidak sesuai harapan.
”Petani jarang menghitung tenaga pengelolaan dan ketika panen hasil didapat hanya menutupi beban produksi saja,” ujarnya.
Kemudian penanganan pascapanen ada dua yang mesti jadi perhatian petani, pertama, panen padi kalau tidak menggunakan mesin itu lostnya bisa 10 persen. Namun, sebaliknya bila menggunakan mesin hanya sekitar 2,5 -3 persen sehingga tidak berdampak banyak kerugian dialami petani.
Pasca panen petani dihadapkan persoalan harga yang harus dikendalikan oleh pemerintah. Mengenai harga sambungnya pihaknya akan menginformasikan kepada pemerintah dan dalam hal ini akan disampaikan pada kementerian terkait.
Pada kesempaatan itu ia juga memperkenalkan teknologi tanaman padi yang sudah dikembangkan dibeberapa wilayah yang ada di Indonesia, diantaranya di Marotai.
Menurutnya, sangat cocok bila petani Dharmasraya bisa mengikuti pola yang diterapkan dan hasilnya bisa memperbaiki kehidupan masyarakat tani. Ke depan, ia berharap Dharmasraya bisa punya merek beras khas daerah sendiri. (ade)


















