Refleksi 10 Tahun Pascagempa Sumbar, Tingkatkan Kesiapsiagaan Hadapi Potensi Gempa dan Tsunami

PADANG, METRO – Provinsi Sumbar sangat rawan terjadi gempa dan tsunami. Apalagi, daerah ini berada di patahan di Megathrust Kabupaten Kepulauan Mentawai yang masih menyimpan potensi gempa berkekuatan 8,9 SR. Sekretaris Utama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Harmensyah menyebutkan, siklus gempa di Sumbar kurun waktunya 200-300 tahun, yakni 1797, 1833, 1926 dan 2009. Saat ini masih ada energy gempa yang tersimpan untuk lepas, yakni potensi gempa 8,9 SR di Megathrust Kabupaten Mentawai.
“Meskipun kita tidak mengetahui kapan terjadi gempa. Tetapi gempa itu bisa terjadi kapan saja, maka kita mesti melakukan kesiapsiagaan bencana dari sekarang agar tidak banyak memakan korban,” ujar Harmensyah saat pertemuan dengan awak media di Kantor BPBD Sumbar, Selasa (1/10).
Dikatakannya, setelah gempa pada tahun 2009 lalu yang sudah berlalu 10 tahun lalu. Oleh karenanya perlu ditanamkan dalam diri masyarakat Sumbar tangguh bencana. Tangguh bencana tidak hanya dari tingkat provinsi saja, tetapi sosialisasinya benar-benar hingga ke masyarakat ke bawah, yakni keluarga.
”Jika keluarga sudah tangguh akan bencana, sehingga jika suatu waktu terjadi bencana di daerahnya sudah mengetahui struktur penyelamatan dini. Dengan cara ini dapat meminalisir jauhnya korban lebih banyak,” katanya.
Selain itu, kesiapan lain yang mesti dilakukan dalam kesiapsiagaan bencana di daerah dengan lebih selektif pemerintah daerah dalam memberikan izin pendirian bangunan dan izin lainnya sehingga kerusakan alam tidak terjadi dan tata guna ruang dapat terpelihara. “Lalu, gedung bangunan publik itu dapat dijadikan sebagai fasilitas pendukung penanggulangan bencana. Siapkan MoU bersama seperti di Bali yang hotel dan bangunan publik telah memiliki shelter,”tuturnya.
Kemudian untuk shelter buatan yg sudah ada agar dirawat dan dikelola dengan baik. Di data daya tampung, fasilitas, dan lainnya untuk dipetakan dan disosialisasikan kepada masyarakat, namun juga memanfaatkan shelter alam seperti bukit, dataran tinggi, pepohonan, tentu dilengkapi fasilitas penunjang jalur evakuasi sehingga masyarakat cepat mencapai titik aman.
Tak hanya itu, tingkat sosialisasi kebencanaan juga dengan memperkuat program Sekolah Siaga Bencana. “BPBD Kab. Kota dapat melakukan roadshow ke sekolah-sekolah untuk mensosialisasikan Sumbar Tangguh Bencana melalui upacara atau materi dalam kelas,” ulasnya.
Terkait dengan program hutan pantai yang dicanangkan di 7 kabupaten dan kota di Sumbar yang telah dilakukan, perlunya dilakukan evaluasi titik pemetaan sehingga tidak menganggu matapencaharian masyarakat sebagai nelayan. “Untuk itu ke depan perlu dilakukan pemetaan bersama masyarakat untuk menentukan lokasi-lokasi penanaman dan tentunya Sumbar mesti memiliki lokasi pembibitan dalam memenuhi kebutuhan vegerasi tanaman pinggir pantai serta Bandara sebagai fasilitas vital perlu dijaga saat bencana, sehingga program hutan Pantai di sekitar BIM yg telah mencapai kesepakatan perlu segera dieksekusi yang direncanakan pada bulan November nanti,” terangnya.
Sementara itu, Kepala BPBD Sumbar, Erman Rahman, mengungkapkan, pihaknya terus memberikan pengetahuan mitigasi bencana, sosialisasi dan pelatihan relawan kebencanaan didaerahnya sehingga dari itu dapat memberikan kesiapsiagaan kebencanaan, apalagi Sumbar merupakan daerah dengan tingkat resiko bencana yang sangat tinggi.
“Untuk itu kita didaerah bencana hidup ditengah ketakutan tidak lah baik, maka dengan memberikan mitigasi bencana maka masyarakat akan merasa sangat nyaman,” tukasnya.
Sebelumnya, Senin malam (30/9), Sumbar memperingati sepuluh tahun peristiwa gempa dengan malam renungan di Hotel Grand Inna Padang. Dalam peringatan itu Sumbar komitmen menuju daerah yang tangguh bencana sehingga dapat menjadi evaluasi resiko bencana jika suatu waktu terjadi bencana serupa.
“Kami menekankan dalam penanggulangan bencana tidak hanya tanggungjawab sebuah lembaga saja tetapi tanggungjawab semua pihak baik pemerintah, swasta maupun masyarakat sehingga perlu sinergi bersama untuk mewujudkan Sumbar Tangguh Bencana,” kata Wagub Nasrul Abit saat sambutan pada malam refleksi 10 tahun gempa tersebut. (fan)

Exit mobile version