SAMUDERA, METRO – Pujasera yang di gadang-gadang oleh pemko Padang sebagai pusat kuliner di kota Padang beberapa waktu lalu kini menuai protes oleh sebagian warga Kota Padang.
Hal tersebut dikatakan Rini, salah seorang warga Padang, bahwa Pujasera tersebut kini malah menjadi tempat mangkalnya wanita-wanita malam beroperasi. “Di Pujasera Pantai Padang banyak sekali wanita-wanita liar yang berkumpul. jadi kesannya pujasera itu bukan tempat wisata kuliner lagi,” kata Rini kepada POSMETRO.
Ia juga mengatakan bahwa perkumpulan wanita-wanita itu bahkan terjadi 24 jam. “Iya, lokasi itu sudah jadi tempat nongkrongnya wanita malam, perkumpulannya hampir saja 24 jam tiap hari, saya sebagai salah satu pengunjung di Pujasera itu resah terhadap aktivitas yang terjadi disana,” ujarnya.
Menanggapi aduan dari Rini, POSMETRO, Jumat (26/7) mencoba melakukan pantauan di Pujasera tersebut. Namun, sekitar pukul 13.00 WIB keadaan di sana masih normal, terlihat hanya ada sebagian pedagang yang melayani pembeli di beberapa kios yang berdiri di sana.
Saat coba ditanyai ke salah seorang pedagang di Pujasera tersebut, yang tidak mau disebutkan namanya tersebut mengatakan bahwa aktivitas di Pujasera sepeeti layaknya tempat kuliner makanan yang menawari jajanan asli Kota Padang dan berbagai minuman.
“Tidak ada di sini tempat kumpulnya wanita-wanita liar itu, orang itu salah sangka, bisa dilihat kan di sini hanya ada pembeli dan pedagang saja,” katanya.
Ia juga mengatakan, kalaupun ada aktivitas tersebut, seperti yang disampaikan oleh Rini itu, menurut dia hanya terjadi di malam hari, saat warung sudah mulai tutup.
“Kalau malam hari kami sudah tutup, jadi tidak tahu soal itu,” katanya.
Kemudian, dilirik ke seberang jalan, tank legendaris Operasi Trikora ditargetkan tampak berdiri kokoh. Dengan kehadiran tank tersebut, Pemko berharap dapat menambah daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke Pantai Padang.
“Tank itu dihibahkan oleh Pangdam 1/Bukit Barisan. Harapan kita agar bisa menarik perhatian warga sekitar dan meramikan lokasi wisata kita,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Kota Padang, Arfian.
Ia mengatakan, dipilihnya lokasi wisata menjadi tempat diletakkannya tank ini, karena dengan adanya tank bersejarah ini akan memberi spot baru bagi wisatawan untuk berfoto. Sedangkan untuk lokasi, dipilih di dekat Pujasera Pantai Padang.
“Di dekat Pujasera ini memang sedikit sekali tempat bagi wisatawan untuk berfoto. Karena itu Pujasera pun hampir mati, mudah-mudahan dengan tank ini bisa membuat lokasi ini ramai dan Pujasera juga terdampak,” katanya.
Untuk saat ini, kata Arfian, memang belum dapat digunakan oleh masyarakat untuk berfoto. Sebab, untuk lokasi ini akan dilakukan pembenahan taman dan membuat tempat kedudukan untuk tank tersebut.
“Insyaallah, pada perubahan anggaran nanti sudah dimasukan ke anggaran Dinas PUPR Padang. Kami akan terus berkoordinasi untuk ini,” ujarnya.
Setelah dapat digunakan, sambungnya, diharapkan masyarakat dapat menjaga ini secara bersama-sama, agar tank ini dapat bertahan lama dan menjadi ikon baru untuk wisata Pantai Padang.
“Mudah-mudahan masyarakat dan wisatawan dapat terpuaskan dengan adanya spot baru ini,” katanya.
Terpisah, salah seorang pedagang Pujasera Gilang Permadani mengatakan bahwa pengaruh kehadiran tank di dekat lokasinya berjualan masih belum terlihat begitu signifikan. “Dampaknya belum terasa bang, mungkin karena ada pembangunan disebelahnya,” katanya.
Gilang juga berharap, kedepannya pengaruh tank ini juga segera bisa dirasakan, baik dari pihak Pujasera ataupun memanjakan mata wisatawan lokal.
“Kita berharap pengaruh tersebut bisa segera dirasakan, sebab sampai saat ini omzet penjualan di hari-hari libur sama saja seperti hari biasa tidak begitu banyak, tapi tetap, Alhamdulilah,” katanya. (heu)