KURANJI, METRO – Pemblokiran jalan dilakukan warga Simpang Akhirat, Kelurahan Kuranji, Kecamatan Kuranji, Senin (15/7). Sebatang pohon kayu dibentangkan di jalan menuju Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 16 Padang itu.
Pantauan POSMETRO, pemblokiran jalan dilakukan sekitar satu jam, bertepatan di saat anak-anak masuk sekolah. Diketahui pemblokiran dilakukan oleh oknum warga yang tidak senang dengan pengerjaan proyek jalan di Simpang Akhirat.
Ketua RT 01 Simpang Akhirat, Krisman (50) mengungkapkan, pemblokiran hanya sebentar. Hanya mobil yang tidak bisa lewat, sedangkan sepeda motor dan anak-anak sekolah masih bisa melewati ruas jalan yang ditutupi pohon.
Dan, ketika warga membongkar pohon yang menghambat mobil untuk menuju ke SMAN 16 Padang tersebut, tidak ada satu pun warga yang protes. “Setahu saya pemblokiran itu dilakukan terkait pembangunan jalan menuju ke atas. Tidak berhubungan dengan penerimaan siswa baru di SMAN 16,” ujar Krisman.
“Kalau masalah tidak diterimanya anak-anak dari warga sekitar saya rasa tidak, sebab kalau memang itu benar adanya tentu ada warga yang melapor dan tentu saya juga ikut-ikutan juga,” katanya.
Menurutnya, pemblokiran tersebut tidak berlangsung lama, hanya kurang lebih satu jam saja. “Pemblokirannya tadi tidak terlalu lama, hanya kurang lebih satu jam,” ujarnya.
Kemudian, salah seorang siswi SMAN 16 Padang, Sabrina saat ditanyai terkait pemblokiran jalan tersebut, ia mengatakan bahwa ia tidak tahu terkait kalau ada pemblokiran tadi pagi.
“Tak tahu apa masalahnya bang. Pas datang ke sekolah, motor bisa aja dilewati, dan aman-aman saja,” kata Sabrina, menyebut pemblokiran jalan hanya sebentar.
Sementara itu, Kapolsek Kuranji, AKP Armijon dihubungi terpisah mengatakan bahwa pihaknya telah menerima laporan tersebut dan keadaan di lokasi tersebut sudah aman.
“Untuk keadaan sudah aman dan masyarakat sudah tidak melakukan pemblokiran lagi,” katanya.
Amrijon juga mengatakan bahwa pemblokiran tersebut tidak ada kaitannya dengan penerimaan siswa sekitar di SMAN 16, hanya saja terkait proyek jalan setelah SMAN 16 tersebut.
“Hubungannya sama sekolah tidak ada, ada laporan dari masyarakat, pemblokiran tersebut hanya terkait proyek jalan sesudah SMA itu saja,” tutupnya.
Adanya persoalan ini, membuat Ombudsman RI Perwakilan Sumbar turun langsung ke lapangan. Kepala Ombudsman RI Perwakilan Sumbar, Adel Wahidi mengatakan, pemblokiran ini disebabkan adanya pembangunan gerbang, gorong- gorong dan betonisasi jalan oleh sekolah dari uang komite.
“Ada oknum warga protes, karena tak dapat akses untuk menyuplai material bangunan. Tapi caranya dengan memblokir jalan ke sekolah,” ujar Adel.
Adel mengungkapkan bahwa persoalan ini sudah diselesaikan. “Tadi bersama tokoh masyarakat, blokade sudah dibuka,” ungkap Adel. (heu)















