Kemacetan di Pasar Bandabuek, Lubukkilangan, Padang.
BANDABUEK, METRO– Sudah bertahun-tahun kemacetan selalu menghantui kawasan Bandabuek, Kecamatan Lubukkilangan. Berbagai upaya dilakukan, namun tetap saja ruas jalan utama Padang-Solok itu macet, tak terurai.
Pantauan POSMETRO di kawasan Pasar Bandabuek, kendaraan terpaksa berjalan berangsur dari dua arah. Padatnya intensitas kendaraan tidak sesuai lagi dengan lebar badan jalan. Kondisi ini juga diperarah dengan pemakaian badan jalan untuk parkir oleh Pedagang Kaki Lima (PKL) di sisi kiri dan kanan jalan.
Akibatnya, kemacetan menjadi semakin panjang. Terutama pada siang dan sore hari. Parkir kendaraan roda dua yang bercampur dengan PKL makin memperparah kesemrawutan. Belum lagi sejumlag angkot yang menurunkan dan menaikkan penumpang.
”Untuk bisa menembus depan Pasar Bandabuek dari arah Lubukbegalung, bisa butuh setengah jam. Tidak bisa lewat cepat,” kata Andri (37), salah seorang pengendara.
Begitu juga sebaliknya. Ketika sudah sampai di simpang Bandabuek, untuk bisa menembus kawasan Koto Lalang memakan waktu cukup lama juga. Arus kendaraan padat dari arah Indarung dan Lubukbegalung.
”Kalau sudah seperti ini, harus ada jalan alternatif lain yang disiapkan oleh Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo) untuk memecah konsentrasi kendaraan,” ujarnya.
Warga Indarung Ike (36), mengungkapkan jalan di depan Pasar Bandabuek memang selalu menjadi biang kemacetan. Untuk menghindari macet, jika berangkat dari Indarung menuju pusat kota, Ike lebih memilih jalur ke arah simpang Pasar Baru.
”Biasanya saya akan belok kanan saja, sebelum sampai di Pasar Bandabuek. Itu saja, kita sudah mengalami macet di dekat jembatan,” sebut ibu tiga anak ini.
Menurut alumni Fakultas Teknik Unand ini, harus ada solusi terbaik untuk mengatasi kemacetan yang selalu terjadi di kawasan Bandabuek. Sebagai jalur utama, tentu Pemko perlu mencari solusi tepat untuk mengurai kemacetan.
”Pasar Bandabuek tentunya tak bisa dipindahkan. Mungkin ada cara lain. Apakah mengatur lagi PKL yang sering berjualan di badan jalan. Parkir roda dua yang juga tak tertib,” sebut Ike.
Terpisah, Kepala Dishubkominfo Kota Padang Rudy Rinaldy, mengakui kemacetan di Bandabuek sudah lama terjadi. Ada dua alternatif mengatasi kemacetan. Pertama, mengubah orientasi pasar agar tidak lagi di jalan utama Padang-Indarung. Caranya adalah membangun akses baru di belakang pasar. Nantinya semua angkot akan membongkar barang dan menurunkan penumpang di jalur alternatif yang akan dibuat di belakang pasar.
Sementara alternatif kedua, menurut Rudy, adalah bersifat jangka menengah. Di depan Pasar Bandabuek dibangun fly over. Sehingga bagi pengendara yang tidak berkepentingan dengan Pasar Bandabuek bisa melewati fly over.
Dua alternatif ini, kata Rudy dibuatkan perencanaan pada tahun 2016 mendatang. Setelah dibuat Detail Engineering Design (DED), paling cepat pembangunannya baru bisa dimulai pada 2017 mendatang. ”Harus dibuat DED dulu, baru bisa dilakasanakan. Karena alur perencanaan anggaran seperti itu,” ujar Rudy.
Dishubkominfo bekerja sama dengan kepolisian untuk membantu mengurai kemacetan. Khusus untuk hari balai, Sabtu dan Selasa, Dishubkominfo menurunkan personel untuk membantu kelancaran lalu lintas. (tin)