KHATIB, METRO – Menara Masjdi Raya Sumbar setinggi 85 meter segera dibuka untuk umum. Setelah menara itu diserahkan sepenuhnya kepada pengurus Masjid Raya Sumbar sebagai sumber pendapatan untuk membiayai operasional yang tidak sedikit. Maka masyarakat yang ingin naik ke puncak menara harus membayar retribusi yang ditetapkan nanti.
Hal itu diungkapkan Kepala Biro Bina Mental dan Kesra Setrataris Daerah Provinsi Sumbar, Syaifullah, Kamis (20/6).
Syaifullah menyebut, sampai 30 Juni 2019 nanti pengelolaan menara masih dipegang oleh kontraktor. Setelah itu berakhir, kata dia, maka baru bisa diefektifkan mengelolanya.
“Mungkin sekitar bulan Juli sudah bisa dibuka untuk umum, ke puncak menara pengunjung menggunakan lift. Mereka bisa melihat keindahan kota Padang dari ketinggian 85 meter,” kata Syaifullah.
Terkait teknis menara, sebut Syaifullah, akan dibahas lebih lanjut dengan stakeholder. Karena untuk biaya operasional menara ini cukup banyak. Sehingga jika masyarakat ataupun wisatawan yang ingin menaiki menara tersebut, pihaknya berencana menetapkan biaya retribusi.
“Ini yang harus kita rapatkan, apakah nanti bayar dengan cara berinfak saja atau ada retribusi khusus. Karena menara ini nantinya bisa jadi sumber pendapat bagi pengurus masjid untuk biaya operasionalnya,” ujar Syaifullah.
Saat ini, pekerjaan menara sudah rampung. Untuk tangga darurat yang sebelumnya hanya coran sudah diberi keramik. Untuk pengecatan di bagian luar menara dan pemasangan lampu di bulan sabit tepat di puncak menara juga sudah tuntas.
Sementara, anggaran pembangunan menara, Syaifullah menjelaskan, pada tahun 2018 Pemprov Sumbar menyediakan sekitar Rp12 miliar untuk merampungkan menara. Anggaran finishingnya sekitar Rp4 miliar. Dana tersebut juga untuk melengkapi interior di menara yang mulai dibangun sejak 1 Januari 2018 lalu.
“Kelanjutannya dari pengerjaan menara menggunakan anggaran tahun 2018 sebesar Rp12 miliar.
Anggaran ini tidak hanya untuk menyelesaikan menara, tapi juga untuk pengerjaan interior masjid, kiri kanan migrab, finishing bangunan masjid,” terang Syaifullah.
Untuk diketahui, menara Masjid Raya Sumbar yang memiliki tinggi 85 meter terdiri dari tiga balkon. Untuk balkon pertama diketinggian 12 meter, balkom kedua ketinggian 40 meter. Dari balkon kedua ini keindahan Kota Padang dapat dilihat. Sementara balkon ketiga, nantinya dapat digunakan untuk melihat hilal.
Total anggaran yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pembangunan masjid itu hingga selesai mencapai Rp 256 miliar. Jumlah anggaran yang sangat besar itu disebabkan struktur bangunan yang dibuat tahan terhadap gempa.
Masjid yang dipenuhi ukiran khas Minangkabau itu terdiri atas tiga lantai. Ruang utama yang dipergunakan sebagai ruang salat terletak di lantai dua. Ruangan itu terhubung dengan teras terbuka yang melandai ke jalan.
Bangunan masjid sendiri berdiri di atas lahan seluas 40.343 meter persegi. Bangunan berbentuk persegi yang melancip di keempat penjurunya, melambangkan bentuk bentangan kain ketika empat kabilah suku Quraisy di Makkah berbagi kehormatan memindahkan batu Hajar Aswad dengan memegang masing-masing sudut kain.
Bentuk sudut lancip sekaligus mewakili atap bergonjong pada rumah adat Minangkabau Rumah Gadang. (mil)


















