PADANG, METRO–Komisi II DPRD Kota Padang, Rachmad Wijaya, mengambil langkah cepat dalam menyikapi permasalahan pelayanan Trans Padang, utamanya di Koridor 1 yang belakangan dikeluhkan masyarakat. Ia langsung menghubungi Direktur Utama Perumda PSM selaku pengelola, untuk meminta penyelesaian segera atas persoalan yang terjadi di lapangan.
Menanggapi hal tersebut, kata Rachmad, Dirut PSM menyampaikan bahwa sebanyak 10 unit armada baru akan segera dioperasikan khusus untuk melayani rute Koridor 1, dengan total anggaran sebesar Rp10,8 miliar. Kehadiran armada baru ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas layanan dan kenyamanan bagi para pengguna transportasi publik andalan Kota Padang tersebut.
Selain persoalan armada, Rachmad Wijaya juga menyoroti sikap sebagian pramugara Transpadang yang dinilai kurang sopan dan tidak ramah kepada penumpang. Ia meminta manajemen PSM melakukan evaluasi menyeluruh agar pelayanan yang diberikan dapat lebih profesional.
“Ke depan, Trans Padang harus benar-benar mampu memberikan pelayanan yang baik, nyaman, dan membanggakan masyarakat Kota Padang. Transportasi publik ini harus menjadi pilihan utama warga karena kualitasnya yang terus meningkat,” tegas Rachmad Wijaya, kader Partai Gerindra, Kamis (25/9).
Dengan adanya penambahan armada dan peningkatan kualitas pelayanan, DPRD Kota Padang berharap Trans Padang dapat terus bertransformasi menjadi transportasi massal yang modern, ramah, dan menjadi kebanggaan masyarakat.
Untuk diketahui, layanan bus Trans Padang menuai banyak kritik dari penumpang maupun warganet. Alih-alih menjadi layanan publik, Trans Padang justru membuat emosi penggunanya.
Aturan baru yang mewajibkan bus berhenti di setiap halte dan pramugara mengambil foto sebagai bukti pelayanan justru dianggap tidak efisien, menambah beban petugas serta membuat penumpang telat sampai tujuan.
Sejumlah komentar bernada protes membanjiri unggahan akun resmi Instagram @official_transpadang.psm.
Akun @alilkul menulis, “Telat telat. Jangan karena laporan beberapa orang yg ditinggal trans malah ngerugiin ratusan konsumen. Belajar lagi sana manajemen pemasaran.”
Akun @m.a.bowo mengeluhkan, “berhenti di halte kosong neh. Mana pagi jam kerja. Rencana bakalan cepat eh malah telat.”
Akun @mikoyolisaputra menyoroti masalah teknis, “Knalpot oto bus Trans Padang rute Lubuk Buayo tolong di-service, busuak dan hitam asok nyo, mengganggu pengguna jalan lain.”
Selain komentar warganet, penumpang bernama Felda juga menyampaikan langsung pengalamannya menggunakan Trans Padang koridor 1 jalur Pasar Raya–Khatib–Tabing–Lubuk Buaya–Batas Kota. Menurutnya, kenyamanan penumpang jauh dari harapan.
“Busnya panas, penumpangnya melebihi kapasitas yang tertulis di kaca mobil, keneknya ada beberapa yang julid, pembayaran pakai QR kadang susah,” kata Felda.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kota Padang Ances Kurniawan menegaskan keluhan penumpang akan dijadikan bahan evaluasi.
“Salah satu perbaikan ke depan adalah pengaduan pelanggan ini jadi koreksi kita. Akan kita perbaiki, jadi catatan. Masalah halte itu BTS, SOP.”
“Masalah pelayanan pramugara ini akan jadi bahan evaluasi kepada PSM. Kendaraan itu sering berasap, kebut-kebutan, tidak optimal. Ada masalah, service tidak tepat waktu,” katanya.
Ances menambahkan, operator PSM sebagai perpanjangan tangan Pemko harus lebih profesional. “Mereka itu wajahnya Pemko. Harus menerima kritik, jadikan kritik untuk semangat ke depan.”
“Selain itu, kita juga akan mengevaluasi kinerja PSM. Secara, pengelolaan Trans Padang itu subsidi, murni dari APBD, jadi tak perlu memikirkan PAD, cukup memberikan layanan terbaik untuk masyarakat,” tutupnya. (red)
















