PADANG, METRO–Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Indonesia Creative Cities Network (ICCN) 2025 di Kota Padang resmi dimulai. Pembukaan Rakornas berlangsung di THE ZHM Premiere Hotel Padang, Jumat (8/8), yang menjadi rangkaian perayaan Hari Jadi Kota (HJK) Padang ke-356 Tahun.
Pembukaan Rakornas ditandai dengan pemukulan gendang tabuh oleh Wakil Menteri Kebudayaan RI Giring Ganesha Djumaryo, Staf Khusus Presiden RI Bidang Ekonomi Kreatif Yovie Widianto, Ketua Umum ICCN Tubagus Fiki C. Satari, Wali Kota Padang Fadly Amran bersama Wakil Wali Kota Maigus Nasir, serta tamu undangan lainnya.
Wamenbud Giring menyebut, Kementerian Kebudayaan siap mendukung dan memperjuangkan Padang sebagai Kota Gastronomi yang diakui UNESCO. Pengakuan internasional terhadap kekayaan kuliner Padang akan menjadi kebanggaan bersama dan sekaligus mengangkat martabat kebudayaan Indonesia di mata dunia.
“Kita siap memperjuangkan Padang sebagai Kota Gastronomi yang diakui UNESCO,” ujarnya.
Menurutnya, Indonesia memiliki modal kuat untuk menjadi super power dalam bidang kebudayaan. Ada lima elemen penting yang menjadi penopang, yaitu inspirasi, konsistensi, model, ruang ekspresi, dan apresiasi.
“Jika semua ini berjalan beriringan, kebudayaan kita akan semakin berdaya dan diakui dunia,” tambahnya.
Giring mencontohkan kelahiran tarian Kecak di Bali pada tahun 1930 yang kini telah mendunia berkat kolaborasi dan sinergi.
Ia menyoroti bahwa Rakornas ICCN di Padang menjadi momentum penting. Sekitar 90 insan kreatif dari berbagai daerah berkumpul untuk bertukar gagasan, memikirkan langkah besar, dan mengembangkan ide-ide yang berakar pada kekayaan budaya lokal.
“Karya dan kreasi tidak akan berkembang tanpa adanya ruang ekspresi yang memadai. Karena itu, ia memandang ICCN sebagai jembatan strategis antara komunitas masyarakat dan pemerintah daerah dalam menciptakan ruang-ruang ekspresi publik yang lebih banyak, layak, dan inklusif,” bebernya.
Selain itu, ia mengajak seluruh delegasi dari berbagai kabupaten/kota untuk bersama-sama melestarikan budaya. Menurutnya, pelestarian tidak cukup hanya menjaga warisan, tetapi juga harus memberdayakan budaya agar memiliki nilai ekonomi dan daya tarik bagi generasi muda.
















