JATI, METRO–Rumah sakit rujukan yang melayani pasien dari berbagai daerah, termasuk luar Sumatera Barat ini akan menggelar simulasi penanggulangan bencana. Kegiatan simulasi dijadwalkan berlangsung pada 2 Juli 2025 mendatang.
Langkah ini dinilai penting, mengingat isu megathrust yang terus berkembang menuntut kesiapan rumah sakit dalam menyelamatkan nyawa pasien, tidak hanya dari Sumbar, tetapi juga dari daerah lain.
“Sumbar merupakan etalase bencana. Pentingnya mitigasi dan edukasi tak bisa diabaikan. Kota Padang sangat rawan terhadap gempa dan tsunami. Isu megathrust harus menjadi perhatian kita bersama,” kata Direktur Utama RSUP M. Djamil, dr. Dovy Djanas saat sosialisasi drill simulasi bencana di Aula Lantai 4 Poli Rawat Jalan, Senin (30/6).
Menanggapi kondisi tersebut, RSUP M. Djamil berupaya meningkatkan kesiapsiagaan civitas hospitalia melalui kegiatan evakuasi yang rutin dilakukan minimal sekali dalam setahun. Rumah sakit ini juga telah menyiapkan jalur evakuasi dan edukasi kebencanaan.
“Kita berharap seluruh civitas ikut berperan aktif dalam simulasi dan siap menghadapi kemungkinan terburuk saat terjadi bencana,” ujarnya.
Simulasi serupa terakhir kali dilakukan pada tahun 2019. Kegiatan ini menjadi ajang untuk memastikan setiap unit memahami peran dan tanggung jawabnya, sekaligus menguji kesiapan rumah sakit dalam menghadapi situasi darurat.
Direktur Medis dan Keperawatan RSUP M. Djamil, dr. Bestari Jaka Budiman menegaskan, sebagai rumah sakit rujukan utama di wilayah Sumatera bagian tengah dan barat, RSUP M. Djamil memiliki peran strategis dalam pelayanan kesehatan, terutama dalam kondisi gawat darurat.
















