PADANG, METRO–Pemko Padang terus bergerak menuju masa depan yang cerdas, sehat, dan berkarakter. Namun perjalanan itu tak bisa ditempuh sendiri. Pemko butuh mitra kampus yang tak hanya menghasilkan gelar, tapi juga solusi atas sejumlah persoalan kota.
Hal itu disampaikan Wali Kota Padang Fadly Amran, saat berbagi visi pembangunan Kota Padang di hadapan pimpinan dan perwakilan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) se-Sumatera Barat dan Jambi, Senin (23/6). Dalam acara Fasilitasi Peningkatan Kerja Sama Program Studi itu, wako memaparkan sembilan program unggulan yang akan membawa Padang menuju kota pintar dan sehat.
Kegiatan yang digagas LLDIKTI Wilayah X ini bukan sekadar forum diskusi. Di dalamnya lahir komitmen konkret antara Pemko Padang dan LLDIKTI untuk menggerakkan kerja sama tridharma perguruan tinggi yang dapat berberdampak langsung bagi masyarakat.
“Visi kami menjadikan Padang sebagai Kota Pintar dan Sehat berlandaskan agama dan budaya. Tapi visi itu tak cukup jadi dokumen. Ia harus dijalankan bersama, termasuk dengan kampus sebagai bagian penting ekosistem kota,” ujar Fadly Amran.
Ia menjelaskan bahwa Smart City atau Kota Pintar yang diusung Pemko Padang bukan sekadar soal teknologi, melainkan pendekatan cerdas dalam menyelesaikan persoalan kota, mulai dari pengelolaan lingkungan, penataan kawasan, perbaikan infrastruktur, hingga pemberdayaan masyarakat.
“Smart City itu cara berpikir. Bagaimana menyelesaikan masalah kota secara efisien dan solutif. Bagaimana trotoar yang nyaman, drainase yang lancar, kawasan kumuh yang hilang semuanya bisa dijawab lewat kolaborasi. Dan kampus bisa ambil bagian di situ,” jelasnya.
Wako menyebut, Pemko Padang saat ini tengah mendorong 9 program unggulan yang dapat menjadi ladang pengabdian, riset, dan keterlibatan mahasiswa serta dosen mulai dari bidang digitalisasi layanan, UMKM naik kelas, revitalisasi kawasan kumuh, hingga penguatan karakter dan budaya lokal.
“Saya ingin program unggulan ini tidak hanya jalan lewat dinas atau OPD. Tapi juga lewat program kampus, KKN tematik, penelitian, atau pengabdian masyarakat. Jadi kebijakan pemerintah tidak terpisah dari dunia akademik,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala LLDIKTI Wilayah X menilai komitmen Pemko Padang membuka ruang baru bagi kampus untuk keluar dari sekat-sekat akademik dan hadir lebih nyata di tengah masyarakat.
“Kampus harus relevan. Harus menyatu dengan kebutuhan daerah. Tahun lalu 25 mahasiswa dari Padang sudah belajar di Malaysia. Tapi yang lebih penting, bagaimana yang di luar negeri itu juga berdampak di sini. Ini saatnya kita turun ke lapangan, bersama-sama,” ujarnya.
Sementara itu, Perwakilan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Keuangan, Perbankan dan Pembangunan (STIE KBP) Padang, Elvadona menyebut, kehadiran langsung Wali Kota Padang dalam forum tersebut adalah sinyal kuat bahwa kampus memang dibutuhkan dalam pembangunan Kota Padang.
“Kami dari Kampus STIE KBP sangat mengapresiasi pemaparan langsung dari Wali Kota Padang. Ini sangat bagus, karena visi kota harus sampai ke perguruan tinggi. Kami tidak ingin hanya tahu dari luar, tapi ikut bergerak dari dalam,” tegas Elvadona.
Ia menilai, apa yang disampaikan Wali Kota Padang Fadly Amran sejalan dengan prinsip tridharma perguruan tinggi. Terutama dalam aspek pengabdian kepada masyarakat, yang menurutnya bisa dikolaborasikan dengan berbagai program unggulan yang sedang dijalankan Pemko Padang.
“Kami siap ikut serta, khususnya dalam pengabdian masyarakat. Program seperti kawasan nol kumuh, pemberdayaan UMKM, dan digitalisasi layanan publik bisa jadi ladang nyata bagi kampus untuk terlibat. Kami harus bangun Kota Padang sebaik mungkin, bersama,” ujar Elvadona.
Pertemuan itu juga dihadiri Direktur RSUP M. Djamil, Dr. dr. Dovi Djanas, S.POG, perwakilan kampus mitra dari INTI International University dan Quest International University Malaysia, serta para pemangku kepentingan dari dunia pendidikan dan sektor industri. (ren/rel)