Ia juga menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah daerah dan organisasi masyarakat dalam menghadapi tantangan krusial saat ini, seperti krisis pangan, inflasi, serta perubahan iklim yang secara langsung memengaruhi sektor pertanian dan ketahanan ekonomi rumah tangga. Kolaborasi ini diharapkan mampu menciptakan solusi yang lebih adaptif dan berkelanjutan.
Sementara itu, Ketua PW Aisyiyah Sumbar, Syur’aini, menyampaikan bahwa Milad ke-108 ini menjadi momentum penting untuk konsolidasi gerakan dakwah Aisyiyah di seluruh lini kehidupan, termasuk penguatan ekonomi dan pangan keluarga.
“Gerakan Lumbung Hidup yang telah dirintis Aisyiyah di berbagai daerah, kini menjadi model kemandirian ekonomi yang selaras dengan nilai keagamaan dan pemberdayaan masyarakat. Kami berharap ini terus berkembang dan memberikan dampak luas,” ujarnya.
Syur’aini menambahkan, gerakan ini juga merupakan upaya konkret dalam mewujudkan Desa Qaryah Thayyibah, yaitu konsep desa ideal yang berlandaskan spiritualitas, kemajuan, dan kemandirian ekonomi.
Melalui Lumbung Hidup, Aisyiyah tidak hanya mendorong ketahanan pangan, tetapi juga menciptakan ekosistem ekonomi mikro yang berkelanjutan di tingkat keluarga dan komunitas. (ren)
















