“Jadi jemaah haji yang 9 jam dalam perjalanan disuguhkan dengan makanan yang cocok dengan selera mereka itu akan memberikan segi layanan, memberikan kepuasan kepada jemaah, itu yang kita harapkan,” ujar Rifki.
Dari semua indeks kepuasan jemaah, kepuasan jemaah haji itu juga bersumber dari kepuasan terhadap makanan. Maka kita berharap kepada Lion Air agar memberikan pelayanan terbaik kepada jemaah terutama dalam penerbangan dan menu yang yang disajikan.
Setelah mencoba menu meal test, Rifki mengakui masakannya sudah sesuai dan mendekati cita rasa daerah (Minang) khususnya. “Tadi ada menu daging cabe hijau, ayam balado, daging malbi (akulturasi rendang dan semur) ada juga ayam bumbu rujak khas Palembang dan menu lain yang insyaallah cocok dengan lidah jemaah Embarkasi Padang,” harap Rifki.
Meski demikian kata Rifki, semua menu ini sudah ada standar nasionalnya. Karena lion air akan mengangkut jemaah dua embarkasi, mungkin menunya dicocokkan dengan selera nusantara. Tapi secara keselurahan, sudah sesuai dengan lidah orang Padang, sebut Rifki.
Sementara itu Kabid Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Sumbar, Fionaliza mengusulkan ada menu ikan disetiap service (sajian). Karena sebagian besar jemaah Sumbar berusia lanjut. “Takutnya ada diantara mereka yang tidak bisa mengkonsumsi jemaah daging, karena tidak bisa mengunyah atau alas an hipertensi,” kata Fiona.
Kemudian ia juga menambahkan kalua bisa sayurnya lebih difariasikan dan agak dimatangkan biar bisa dikunyah oleh jemaah lansia khususnya. “Karena gak bisa makan daging, akhirnya mereka hanya makan nasi saja, sehingga proteinnya tidak masuk,” pungkasnya. (rel/hsb)