Korem 032/Wirabraja Siapkan 3.000 Porsi MBG di Padang, Brigjen Wahyu: Pemangunan Dapur Bergizi di Batalyon sudah 80 Persen

UJI COBA MBG— Danrem 032/Wirabraja Brigjen TNI Wahyu Eko Purnomo S.I.P, saat meninjau uji coba pemberian makanan sehat bergizi kepada anak-anak TK Kartika 1-55 Jalan Simpang Haru Kota Padang, Rabu, 18 Desember 2024 lalu.

SUDIRMAN, METRO–Korem 032/Wirabraja di bawah komando Brigjen TNI Wahyu Eko Purnomo menargetkan penyediaan 3.000 hingga 3.200 porsi Makan Bergizi Gratis (MBG) setiap hari di Kota Padang, Sumatera Barat. Program MBG ini meru­pakan inisiatif unggulan dari Presiden Prabowo Su­bianto untuk menyediakan ma­­kanan bergizi bagi anak-anak di seluruh Indonesia.

“Alokasi di Kota Padang sekitar 3.000 hingga 3.200 porsi per hari,” kata Danrem Wahyu Eko Purnomo dalam keterangan pers, kemarin.

Untuk mendukung ke­lan­caran program ini, Korem 032/Wirabraja telah menyiapkan 50 personel, termasuk kepala dapur bergizi, ahli gizi, dan akuntan, serta 47 orang lainnya yang bertanggung jawab me­nyiapkan makanan untuk anak didik di Kota Pa­dang.

Namun, meskipun program MBG telah dimulai di berbagai wilayah Indonesia pada minggu pertama Januari 2025, pelaksanaan di Sumatera Barat masih terkendala oleh kekurangan peralatan dapur. Brig­jen Wahyu Eko menyebutkan bahwa proses pembangunan dapur bergizi di Batalyon Infanteri 133/Yudha Sakti sudah mencapai 80 persen, dan dapur tersebut siap beroperasi, meskipun ada beberapa kekurangan peralatan yang masih ha­rus dilengkapi.

“Dapur bergizi kita su­dah bisa beroperasi, namun karena ada kekurangan peralatan pendukung, pelaksanaan program ma­sih tertunda,” ujarnya.

Dalam pelaksanaan MBG, TNI berperan sebagai pendamping dan pemberi bantuan di setiap daerah. Sebagai contoh, TNI akan memastikan distribusi MBG di sekolah-sekolah di Provinsi Sumbar yang berjarak 1,5 hingga 2,5 kilometer dari dapur utama.

Terkait dengan daerah-daerah terluar seperti Kepulauan Mentawai, yang memiliki tantangan besar dalam hal logistik, Korem 032/Wirabraja juga telah menyiapkan langkah strategis untuk memastikan ke­lancaran distribusi program ini. Bahkan, TNI mem­­buka opsi untuk me­na­nam komoditas seperti beras di Kabupaten Kepulauan Mentawai, guna memastikan pasokan bahan makanan, terutama beras, tercukupi selama program berlangsung.

Program MBG ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi kualitas gizi anak-anak di Su­matera Barat, serta men­­dukung pencapaian ketahanan pangan di daerah-daerah terluar.

Langkah Strategis Kendalikan Inflasi

Sementara itu, Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sumatera Barat meyakini bahwa program makan bergizi gratis (MBG) dapat menjadi salah satu langkah strategis dalam mengendalikan inflasi di provinsi tersebut. Program ini diharapkan dapat memacu peningkatan produksi pangan, terutama beras, yang merupakan salah satu komoditas penting dalam pe­ngendalian inflasi di Ra­nah Minang.

Kepala BI Perwakilan Sumbar Mohamad Abdul Majid Ikram, menjelaskan bahwa dengan adanya pro­­gram MBG, kebutuhan pangan akan meningkat, khususnya beras. Hal ini diharapkan dapat mendorong pemerintah daerah untuk mempercepat pro­duksi gabah di daerah ter­sebut.

“Program MBG ini akan meningkatkan kebutuhan pangan, khususnya beras. Dengan begitu, produksi beras akan semakin ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan ini, yang pada gilirannya akan mengurangi tekanan inflasi,” ujar Majid.

Selain beras, beberapa komoditas lain seperti ca­bai merah keriting, jengkol, dan daging juga sering menjadi penyumbang utama inflasi di Sumbar. Jika program MBG berjalan lancar dan kebutuhan beras meningkat, maka pemerintah daerah diharapkan dapat menjaga pasokan pangan ini agar tidak tergantung pada impor dari pro­vinsi lain, yang dapat me­micu lonjakan harga.

Namun, Majid juga me­ngingatkan bahwa keberhasilan program MBG sangat bergantung pada kemampuan pemerintah da­erah dalam menyiapkan kebutuhan lauk-pauk serta bahan pangan lainnya seperti buah-buahan dan sayuran. Program ini, menurutnya, tidak hanya berpotensi mendukung ketahanan pa­ngan, tetapi juga dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian petani dan nelayan di 19 kabupaten dan kota di Sumbar.

“Jika semua bahan pangan, terutama yang selama ini berpengaruh terhadap inflasi, tersedia dan terkelola dengan baik, program MBG bisa berjalan lancar tanpa berdampak negatif pada inflasi,” tambah Majid.

Namun, Gubernur Sum­bar Mahyeldi menjelaskan bahwa hingga saat ini, Sumbar belum bisa melaksanakan program MBG secara menyeluruh. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan perlengkapan dapur yang ma­sih kurang. Meski begitu, pihaknya optimistis bahwa begitu peralatan dapur yang dibutuhkan tersedia, program MBG akan segera dilaksanakan di seluruh wila­yah Sumbar, termasuk 19 kabupaten dan kota. (brm)

Exit mobile version