Temui Masyarakat, Andre Rosiade Sosialisasikan Pembangunan PLTS Terapung Singkarak

TANAHDATAR, METRO–Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Andre Rosiade bertemu langsung dengan masyarakat di Nagari Guguak Malalo, Padanglaweh Malalo dan Sumpur Kecamatan Batipuah Selatan, Kabupaten Ta­nah­datar, Sumatra Barat (Sumbar), Rabu (15/1). Per­te­muan ini dilakukan untuk mencari titik temu atas penolakan masyarakat ter­hadap rencana pem­ba­ngunan proyek Pem­bang­kit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung di Danau Singkarak. Andre datang langsung bersama pihak investor yakni PT PLN Indonesia Power dan PT Indo Acwa Tenaga Singkarak

“Tidak usah khawatir Pak Edwin. Orang Minang ini memang suka berdialektika, berdiskusi. Pro dan kontra itu adalah hal yang lumrah dan wajar. Yang pasti kita akan melakukan diskusi secara terbuka supaya jangan ada dusta di antara kita,” kata Andre yang juga dihadiri Direktur Utama PT PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, Direktur PT Indo Acwa Tenaga Singkarak, Helmi Kautsar, Direktur Pengembangan Bisnis PLN Bernadus Sudarmanta, Bupati Tanahdatar Eka Putra, Dandim 0307 Tanahdatar, dan Kapolres Padangpanjang.

Andre menegaskan, dirinya ingin memastikan jika investasi yang dilakukan pemerintah melalui pembangunan PLTS Terapung ini tidak merugikan dan diterima oleh masyarakat.

“Jaman sekarang bukan jaman Orde Baru. Tentu tidak boleh investasi itu merugikan masyarakat. Kami sebagai anggota DPR yang mewakili Sumbar bertugas untuk memastikan setiap investasi yang masuk ke Sumbar harus menguntungkan masyarakat,” tegas ketua DPD Gerindra Sumbar ini.

Andre menjelaskan bah­wa proyek ini akan dilakukan sebanyak tiga tahap. Pertama tahap pe­ngem­bangan, lalu tahap konstruksi dan terakhir tahap operasi. Pihak investor berjanji akan memberikan sejumlah manfaat untuk masyarakat sekitar.

“Pada tahap pengembangan dan konstruksi, teman-teman PLTS akan mem­berikan beasiswa dan ban­tuan fasilitas pendidikan termasuk beasiswa ke Arab Saudi. Kemudian, akan dilakukan perbaikan fasilitas ibadah dan umum. Lalu, ada bantuan alat untuk nelayan serta dukungan bagi pelaku UMKM serta penciptaan lapangan kerja,” kata Wakil Ketua Fraksi Partai Gerindra DPR RI ini.

Lalu juga akan dilakukan kolaborasi dengan instansi lain untuk melindungi habitat yang ada di sekitaran Danau Singkarak.

“Nanti akan dibuat juga zona konservasi dan perlindungan habitat untuk ikan Bilih. Ada pelatihan untuk nelayan mendukung ekonomi lokal, riset ling­kungan untuk ekosistem Danau Singkarak berkerja sama dengan akademisi, pengembangan ekonomi yakni olahan ikan Bilih dan pengembangan wisata lo­kal,” papar Sekretaris Fraksi Gerindra MPR RI ini.

Kemudian kata Andre bakal ada keuntungan yang akan diberikan kepada nagari. “Investasi yang ditanamkan untuk proyek PLTS ini sekitar Rp855 miliar untuk 25 tahun. Berapa yang bisa diberikan kepada nagari? Kalau dihitung kasar saja bisa sekitaran angka Rp300 juta,” sebut Andre.

Jika ini disepakati, pemerintah provinsi dan ka­bu­paten harus mengawalnya. “Tolong kita kedepankan diskusi dan dialog. Mu­dah-mudahan ada titik terang, supaya persepsi negatif terhadap Sumbar itu bisa kita tepis. Harapan saya, mari kita rasional, objektif, sama-sama kita diskusi, apa yang ditolak, apa ketakutannya disampaikan di sini. Ini jamannya terbuka untuk kemajuan Sumbar,” tutur Andre.

Bupati Tanahdatar Eka Putra tak menafikan adanya penolakan proyek PLTS Terapung Singkarak ini. Hal itu dikarenakan adanya kekhawatiran proyek ini akan berdampak negatif terhadap sendi-sendi kehidupan masyarakat sekitar Danau Singkarak.

“Kemarin siang saya menerima tokoh-tokoh, ninik mamak, pemuda dari Batipuah Selatan. Salah satu yang dibicarakan adalah kekecewaan besar dan trauma terhadap adanya PLTS di Danau singkarak ini,” kata Eka.

Eka berharap dengan hadirnya anggota DPR Andre Rosiade dan pihak dari PLN Indonesia Power serta Acwa dapat memberikan penjelasan langsung kepada masyarakat sehingga proyek dapat diterima oleh masyarakat.

“Tentunya dengan kehadiran wakil kita di DPR RI, keluhan-keluhan ini bi­sa kita sampaikan. Kita sebagai Luhak Nan Tuo harus menjaga etika kita baik dalam berbicara maupun dalam bersikap. Kita bersyukur Pak Andre bisa hadir di sini bersama orang PLN Indonesia Power. Semoga pula curhat ma­sya­ra­kat, aspirasi masyarakat bisa didengar langsung,” tuturnya.

Direktur Utama PT PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra mendorong pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terapung Singkarak dengan kapasitas pembangkit sebesar 50 megawatt ac (MWac).

“Kami berharap proyek ini mampu memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam pengembangan bisnis EBT di Indonesia,” ujar Edwin.

Sebagai upaya pe­ngem­­bangan, PLN telah me­lakukan feasibility stu­dy, pengurusan perizinan dan telah dinyatakan sebagai Proyek Strategis Nasional.

Edwin mengatakan de­ngan adanya pengembangan PLTS Terapung Sing­karak, PLN meneruskan ko­mitmen penggunaan EBT dengan memanfaatkan potensi dalam negeri. PLTS Terapung Singkarak berada di Danau Singkarak, Sumatera Barat. Saat ber­operasi, listrik akan disa­lur­kan melalui interkoneksi 150 kV ke GI Padang Panjang 150 kV.

Diketahui, ACWA Power saat ini telah memiliki Portofolio dalam pembangkit listrik sejumlah 43 GW, di mana hampir 15,5 GW (36% dari total portofolio) adalah pembangkit listrik EBT.

“Ini merupakan keseriusan PLN sebagai garda terdepan transisi energi di Indonesia, menuju kelistrikan yang semakin ramah lingkungan dan sustainable dapat segera terwujud,” pungkas Edwin.

Sementara itu Direktur PT Indo Acwa Tenaga Singkarak Helmi Kautsar menyebut, proyek ini dipastikan tidak akan mengganggu ekosistem yang sudah ada.

Selain pembangunan PLTS, kata Helmi, pihaknya sudah menyiapkan program untuk konservasi ikan bilih Singkarak. Kemudian, juga ada program penguatan sumber daya lokal dan pengolahan produk ikan bilih serta program edukasi untuk masyarakat nelayan di sekitar PLTS Singkarak.

“Nantinya juga akan ada riset lanjutan yang akan dilakukan para pakar dan ahli dalam pengkajian dampaknya,” katanya.

Kepala Dinas ESDM Sumbar Herry Martinus menegaskan transisi energi merupakan suatu rangkaian dari pembentukan ketahanan energi. Sumbar punya sumber daya energi yang luar bisa banyaknya. “Ini merupakan anu­gerah yang diciptakan Allah di Ranah Minang, perlu kita syukuri bagaimana potensi ini bisa kita kem­bangkan secara bersama,” katanya.

Katanya, Pemprov Sum­­bar mendapatkan peng­­hargaan dari Dewan Ener­gi Nasional sebagai salah satu provinsi terbaik pengembangan energi ba­ru terbarukan (EBT). Ia berharap penempatan PLTS Terapung di Danau Sing­karak bisa menambah dan melengkapi pengembangan EBT di Indonesia, khu­susnya di Sumbar.

“Mudah-mudahan kehadiran dari PLTS ini bisa membawa berkah bagi kita semua. Sehingga potensi yang ada di nagari kita ini bisa kembangkan secara bersama,” harapnya. (*)

Exit mobile version