Kondisi tersebut memberikan keyakinan dan optimisme yang besar kepada Sun Life menargetkan penjualan premi dua kali lipat atau naik 100 persen pada tahun 2025 ini dibanding tahun 2024.
Penetrasi pasar asuransi di Indonesia yang masih kecil itu menurut President & Chief Executive Officer Sun Life, Kevin D. Strain merupakan peluang besar bagi Sun Life menggarapnya. Karena itu, dia sangat mendukung kebijakan OJK memberikan edukasi yang lebih baik kepada masyarakat. Dia menegaskan pasar Indonesia memegang peranan sangat penting bagi Sun Life di Asia dan global. Apalagi, pasar asuransi di Indonesia masih terus berkembang dari waktu ke waktu.
Sementara itu, President Sun Life Asia Manjit Singh menambahkan, Indonesia salah satu dari sejumlah negara di Asia yang memberikan kontribusi besar bagi pertumbuhan Sun Life. Indonesia, kata dia, seperti juga Filipina dan Hong Kong memiliki potensi sangat besar untuk bertumbuh.
Sedangkan, Presiden untuk Pasar yang Berkembang di Asia, Randy Lianggara menjelaskan, dengan jumlah penduduk yang besar, Indonesia menjadi salah satu pasar asuransi yang berkembang di Asia. Karena itu, Sun Life akan terus melakukan penetrasi dengan berbagai saluran distribusi yang ada seperti bankassurance bekerja sama dengan perbankan.
Selain itu, Sun Life juga memanfaatkan berbagai saluran distribusi seperti memaksimalkan kerja sama dengan berbagai pihak, penguatan kapasitas agen, dan berinvestasi pada saluran digital seperti WhatsApp Client Services.
Pada kuartal ketiga 2024, Sun Life Indonesia mencatat Risk Based Capital (RBC) untuk asuransi konvensional sebesar 586 persen dan asuransi Syariah sebesar 256 persen. Semuanya berada di atas standar minimum yang ditetapkan pemerintah yakni 120 persen. Sedangkan total aset tercatat sebesar Rp19,7 triliun atau tumbuh 41 persen dari pendapatan premi selama satu dekade terakhir. Saat ini, Sun Life Indonesia melayani lebih dari 553.852 polis asuransi.
Optimisme Sun Life Indonesia ini sejalan dengan pernyataan Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Budi Tampubolon yang menyebutkan sektor asuransi jiwa pada akkhir kuartal ketiga 2024 membukukan total pendapatan sebesar Rp 166,27 triliun atau naik 2,1 persen year-on-year (yoy).
Dikatakan, pertumbuhan ini didorong oleh capaian positif dari total pendapatan premi yang bertambah 0,2 persen dengan total nilai mencapai Rp 132,27 triliun. (rel/fan)
Komentar