A. YANI, METRO–Pemko Padang merilis capaian kinerja selama tahun 2024, Selasa (31/12) malam. Dalam data tersebut, menyebutkan terjadi kenaikan sejumlah indikator makro capaian pembangunan Kota Padang.
Pj Wako Padang Andree Algamar mengatakan, banyak prestasi yang sudah diraih Kota Padang, baik tingkat nasional maupun provinsi. Tentunya ke depan ditingkatkan lagi pelayanan publik terhadap masyarakat. Tercatat ada 36 penghargaan yang berhasil di boyong Pemko Padang.
Meski puluhan penghargaan sudah diterima Pemko Padang sepanjang tahun 2024, Andree tidak menampik bahwa masih banyak PR yang perlu dibenahi oleh pemerintah untuk kedepannya.
“Tentu banyak hal yang masih menjadi PR bersama, saya bersama pemerintah kota jika ada yang masih kurang, seperti masih ada jalan yang berlubang, drainase atau genangan yang masih ada, saya mohon maaf,” kata Andree Algamar.
Andree Algamar juga menekankan, pemerintah kota terus berusaha bertransformasi untuk menjadikan kota ini lebih layak huni dan untuk kebahagiaan warga kota pada umumnya.
Namun menurutnya, upaya tersebut tentu butuh kesadaran seluruh warga kota serta kolaborasi antara stakeholder yang ada demi mencapai kondisi yang demikian. “Tahun depan tentu akan ada semangat baru, akan ada makanan bergizi gratis yang akan segera diluncurkan pemerintah pusat,” katanya.
Angka Kemiskinan Menurun
Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Padang, Yenni Yuliza, dalam laporan akhir tahun mengungkapkan, persentase penduduk miskin di Kota Padang pada tahun 2024 tercatat sebesar 4,06 persen. Angka ini mengalami penurunan 0,11 poin dibandingkan dengan 4,17 persen pada tahun 2023.
Penurunan tersebut tercermin dari jumlah penduduk miskin yang berkurang dari 41,97 ribu jiwa pada 2023 menjadi 41,4 ribu jiwa pada 2024.
“Data ini berasal dari pusat, dan kami telah melakukan verifikasi serta validasi di lapangan,” ujar Yenni di hadapan Pj Wako Andree Algamar, dan sejumlah kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemko Padang.
Tren penurunan angka kemiskinan di Kota Padang tercatat konsisten dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2021, jumlah penduduk miskin mencapai 48,44 ribu jiwa, dan berangsur menurun menjadi 42,37 ribu jiwa pada 2022. Penurunan tersebut terus berlanjut hingga 2023 dan 2024.
Yenni juga melaporkan penurunan signifikan dalam angka kemiskinan ekstrem. Pada tahun 2022, kemiskinan ekstrem di Kota Padang tercatat sebesar 0,64 persen, yang setara dengan 19.780 jiwa.
Angka ini terus menurun menjadi 0,15 persen pada 2023, yang berarti sekitar 4.850 jiwa berhasil keluar dari kategori miskin ekstrem. Pada 2024, Pemko Padang mengklaim kemiskinan ekstrem telah mencapai angka nol.
Proses pengentasan kemiskinan ekstrem di Kota Padang tidak berjalan mulus. Pada 2020, tercatat 8.964 warga masuk kategori miskin ekstrem.
Jumlah ini sempat turun menjadi 4.380 pada 2021, namun kembali meningkat menjadi 6.340 pada 2022. Tren positif baru tercatat pada 2023, dengan angka kemiskinan ekstrem yang menyusut tajam menjadi 1.490 jiwa, hingga akhirnya dinyatakan nol pada 2024.
Pencapaian ini, menurut Yenni, tidak lepas dari langkah-langkah konkret yang diambil Pemko Padang, di antaranya melalui program pemberdayaan ekonomi, bantuan sosial, serta penguatan data melalui proses verifikasi langsung di lapangan.
Menurut Yenni, penduduk miskin ekstrem adalah penduduk yang memiliki kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari- hari tidak lebih dari USD 1,9 PPP (Purchasing Power Parity), atau setara dengan Rp10.739/orang/hari atau Rp322.170/orang/bulan
Selain itu, IPM Kota Padang Tahun 2024 berada di angka sebesar 84,38, hal menurutnya termasuk dalam kategori tinggi naik dari tahun 2023 sebesar 83,98. “Di wilayah Provinsi Sumatera Barat, Kota Padang menempati peringkat tertinggi dan berada jauh dari IPM Provinsi Sumatera Barat dan Indonesia,” katanya.(brm)
Komentar