Pasalnya BUMN-BUMN yang selama ini menerapkan kebijakan strategic holding terbukti berhasil. Karena itu Andre mendorong kebijakan strategic holding juga diterapkan SIG dan anak-anak perusahaannya.
“Kita melihat BUMN-BUMN yang sudah memakai strategic holding semua rata-rata berhasil. Untuk itulah kita mendorong kegagalan operating holding ini (SIG, red) agar dievaluasi menjadi strategic holding. Sehingga ke depan anak perusahaan, opco-opco (operating company) ini bisa lebih leluasa untuk mengembangkan perusahaannya dimana nanti holding cukup menyiapkan KPI (Key Performance Indicator) ataupun target-target saja,” tandas Ketua DPD Gerindra Sumbar ini.
Andre menegaskan, selama kebijakan operating holding diterapkan SIG, anak-anak perusahaannya tak dapat berbuat banyak, termasuk melakukan produksi, pemasaran hingga mengelola pendapatan sendiri. Di mana hampir semua keputusan dan kewenangan dipegang penuh oleh induk perusahaan yakni SIG.
“Kalau sekarang, operating holding itu semua ditarik ke atas, penjualan termasuk pemasaran. Opco itu hanya sebatas memproduksi semen. Jika nanti ke depan distribusi kewenangan diturunkan ke daerah lewat penerapan strategic holding, kita berharap bagaimana anak-anak perusahaan ini bisa melakukan produksi maupun penjualan serta mengelola keuangan mereka,” tutur Andre. (*)




















