PADANG, METRO–Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Andre Rosiade menegaskan bahwa kondisi PT Semen Padang saat ini sedang tidak baik-baik saja. Ini disebabkan karena induk perusahan yakni PT Semen Indonesia Group (SIG) menerapkan kebijakan operating holding company yang membuat anak-anak perusahaannya tak dapat berbuat banyak terutama dalam mengelola keuangannya.
“Capaian Semen Indonesia Group di Sumbar memprihatinkan. Nasib Semen Padang sekarang kondisinya secara keuangan menurun. Bahkan pasar di Sumatra Barat pun sudah banyak dimasuki oleh kompetitor,” kata Andre Rosiade saat memimpin kunjungan kerja reses Komisi VI DPR RI ke Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) pada masa reses persidangan I tahun sidang 2024-2025, Jumat (6/12) di Hotel Mercure Padang.
Dalam agenda reses itu Andre datang bersama sejumlah anggota Komisi VI DPR di antaranya Mufti Aimah Nurul Anam (Fraksi PDIP), Ida Nurlaela Wiradinata (Golkar), Mulan Jameela (Gerindra), Herman Khaeron (Demokrat), Rizal Bawazier (PKS), Nasril Bahar (PAN), Faujia Helga Tampubolon (Demokrat), Sarifah Suraidah (Golkar) dan Imas AAn Ubudiah (PKB). Juga hadir Staf Ahli Bidang Industri Kementerian BUMN Andus Winarno.
Menurut Andre perlu dilakukan evaluasi terhadap penerapan operating holding company di SIG menjadi strategic holding company. Karena sejak diberlakukan pada 2018 lalu, kebijakan operating holding yang diterapkan SIG malah berdampak buruk terhadap keberlangsungan perusahaan, dimana terus terjadi penurunan market share dan EBITDA (Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization).
“Kita melihat sejak 2018, operating holding dilaksanakan sampai 2024. Itu perlu kita evaluasi karena ternyata yang terjadi market share Semen Indonesia Group terus berkurang, Ebitda terus berkurang. Kami melihat bahwa perlu ada evaluasi yang menyeluruh, salah satunya bagaimana kebijakan operating holding yang diambil dalam 7 tahun terakhir ini perlu dievaluasi,” tegas Wakil Ketua Fraksi Gerindra DPR ini.