PADANG, METRO–Ribuan warga Padang memperebutkan lima ton gula pasir dalam acara Festival Serak Gulo yang diselenggarakan warga keturunan India di Jalan Pasa Batipuh, depan Masjid Muhammadan, Minggu (1/12).
Tradisi yang diadakan untuk memperingati hari wafatnya ulama asal India, yakni Shaul Hamid ini berlangsung setiap tahun pada 1 Jumadil Akhir penanggalan kalender Hijriyah.
Pj Wali Kota Padang Andree Algamar dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada warga keturunan India di Padang yang telah menjaga dan melestarikan tradisi ini selama puluhan tahun.
“Tradisi ini dipelihara dari generasi ke generasi. Oleh sebab itulah,serak gulo kita usulkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) ke pemerintah pusat dan alhamdulillah disetujui,” ujarnya.
Pelaksanaan serak gulo, sebut dia, tidak hanya bernilai sejarah, tapi menjadi bukti bagaimana Kota Padang merupakan kota yang multietnis.
“Ini juga menjadi sarana mempererat keakraban dan kebersamaan di antara warga. Kita lihat semua warga Padang berkumpul dan berbaur di sini,” tambah Pj Wako Andree.
Pemko Padang, menurut Andree berkomitmen untuk selalu mendukung pelaksanaan tradisi serak gulo setiap tahun.
“Serak gulo sudah kita masukkan dalam kalender wisata kita. Tahun depan, kalau bisa, jumlah gula yang dibagikan lebih banyak,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua Himpunan Keluarga Muhammadan M. Fauzan mengucapkan terima kasih atas dukungan yang telah diberikan Pemko Padang dalam pelaksanaan serak gulo tahun ini.
“Terima kasih kepada Pemko Padang, khususnya melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) yang telah menyumbang sebanyak tiga ton gula pada tahun ini,” ucap dia. (brm)