Galeri Arsip Statis Hadir di Gedung Balaikota Lama, Pengunjung Dapat Ketahui Jejak Sejarah Kota Padang

JEJAK SEJARAH PADANG— Pengunjung sedang melihat-melihat galeri sejarah dan jejak perjalanan panjang Kota Padang, di Galeri Arsip Statis Kota Padang (GAS) yang berada di gedung baru di Balaikota lama, Jalan M. Yamin.

M.YAMIN, METRO–Sebagai ibu kota pro­vinsi Sumatra Barat, Kota Pa­dang menyimpan sejarah yang kaya dengan cerita masa lalu.Kota Pa­dang menawarkan banyak tempat yang mencerminkan perjalanan panjang daerah ini, mulai dari masa kolonial hingga pergerakan nasional.

Jejak peninggalan sejarah tersebut masih bisa dilihat di berbagai sudut kota, menjadikan Padang sebagai destinasi yang menarik untuk memahami warisan sejarah dan budaya. Sejarah tersebut, bisa dijemput lewat arsip dan dokumen.

Galeri Arsip Statis Kota Padang (GAS) kini berada di gedung baru di Balaikota lama, Jalan M. Yamin, Kampung Jao, Kecamatan Pa­dang Barat, Kota Pa­dang, Sumatera Barat. Pro­ses pemindahan GAS dila­kukan secara bertahap, se­belum­nya, GAS berlokasi di Jalan Sudirman (Kawasan eks bangunan SMA 1 Padang).

Kepala Disperpusip Ko­ta Padang melalui Arsiparis Ahli Muda, Restu Pramona menjelaskan pemindahan GAS ke lokasi baru bertepatan dengan Hari Jadi Kota ke-355. Pemindahan dilakukan secara bertahap dan saat ini proses penataan masih berlangsung.

“Di era modern ini, GAS tidak hanya melayani pe­ngun­jung secara langsung, tetapi juga menyediakan akses secara online. Meskipun sosialisasi melalui media sosial telah dilakukan, masih banyak yang belum mengetahui keberadaan GAS di lokasi baru ini. Dengan lokasi yang baru ini kita berharap da­pat menarik pengunjung dan masyarakat umum untuk lebih mengenal sejarah Ko­ta Padang,” katanya, Kamis (3/10).

Dijelaskannya, perpindahan GAS ke Gedung Balaikota lama akan mendapatkan hasil yang optimal karena gedung ini merupakan bangunan bersejarah, dan tam­pilan­nya pun me­nunjukkan unsur-unsur sejarah, sehingga terasa lebih autentik.

“Ketika pengunjung datang ke sini, ada dua hal yang akan mengingatkan mereka pada momen-momen bersejarah. Pertama, lokasinya yang dulunya merupakan pusat pe­me­rin­­tahan Hindia Belanda, dan ke­dua, momen-momen yang tertuang di da­lam galeri, termasuk foto-fo­to bersejarahnya,” ujarnya.

Dengan dukungan dari pemerintah dan ma­sya­rakat, galeri arsip ini diha­rapkan menjadi wadah edu­kasi yang menarik dan ber­manfaat bagi generasi mu­da.

“GAS bukan hanya se­ka­dar tempat penyimpanan dokumen, tetapi juga se­bagai bukti sejarah untuk me­nge­nal­kan kepada ma­syarakat untuk mendorong ke­cintaan terhadap wari­san budaya Kota Padang,” te­­rang­nya.

Ia menambahkan, digitalisasi GAS merupakan galeri penuh kenangan di masa lampau, dalam pengelolaan arsip penting ini, juga sudah dilakukan digitali­sasi. Pengunjung dapat me­­nge­tahui sejarah di setiap ko­lase foto yang dipasang dengan scan barcode.

“Terdapat beberapa ko­leksi diantaranya arsip berupa foto, berbentuk dokumen (surat) dan berupa peta. Tak hanya itu, juga terdapat video sejarah (cuplikan foto), koran lama, peraturan dari zaman Hindia Belanda (Staat­sblad),” bebernya.

Sementara itu, Penanggungjawab Galeri Arsip Statis, Tifan Perdana menuturkan, di tempatnya terdapat depo arsip statis, ruang restorasi, ruang digitalisasi, dan studio mini. Pengunjung juga dapat mengakses arsip secara digital melalui JIKN.go.id.

“Galeri Arsip Statis me­nampilkan perjalanan sejarah Kota Padang dari masa kolonialisme hingga pas­ca kemerdekaan. Ko­lek­si yang dipajang merupakan bukti-bukti sejarah yang terdokumentasi dengan baik,” ujarnya.

Tifan juga menekankan pentingnya dokumentasi sejarah sebagai dasar untuk memahami masa lampau dan membangun ma­sa depan.

“Kalau bukti sejarah itu tidak ada, itu hanya sebatas cerita. Jika ada bukti, ini menjadi momen penting yang bisa dijadikan sejarah karena ada bukti secara tertulis,” ujar Tifan.

Pengunjung dapat me­nyelami sejarah terkait Kota Padang di Balaikota lama, tepatnya berada di lantai II dan masih dalam proses penataan. Dengan Pemindahan GAS ke gedung baru diharapkan dapat mening­katkan akse­sibilitas dan kenyamanan pengunjung, serta meningkatkan minat ma­sya­rakat terhadap sejarah Ko­ta Padang. (brm)

Exit mobile version