“Saya rasa kesiapsiagaan bencana dapat menjadi muatan lokal yang masuk dalam kurikulum, setiap satu minggu terdapat satu jam pelajaran, sehingga terus diulang-ulang setiap minggunya,” katanya.
Selain itu, dia juga mengatakan bahwa, beberapa waktu lalu, dirinya bersama kepala BNPB Letjen Suharyanto mengunjungi kepulauan Mentawai dalam rangka kesiapsiagaan Megatrust.
“Dia mengatakan kepada kami bahwa Megatrust itu pasti akan terjadi, ini bukan untuk menakut-nakuti. Masalahnya tidak tahu kapan terjadi, dengan potensi gempa 9 skala Richter keatas,” katanya.
Sementara itu, Penjabat Walikota Padang, Andree Algamar, mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan pembenahan terhadap shelter-shelter kebencanaan yang ada di Kota Padang.
Agar nanti bila terjadi bencana atau keadaan darurat, shelter-shelter tersebut dapat digunakan oleh masyarakat untuk tempat berlindung.
“Kita mengambil hikmah dari gempa tahun 2009 lalu, dan juga tidak lupa melakukan pembenahan terhadap shelter-shelter, menyiapkan rencana evakuasi keluarga, dan menyiapkan titik kumpul jika terjadi bencana,” katanya.
Menurutnya, masukan yang disampaikan oleh Plt. Gubernur Sumbar, Audy Joinaldy tentang menjadi kesiapsiagaan bencana menjadi muatan lokal, akan segera dilakukan.
“Kita sudah menyiapkan satuan pendidikan aman bencana, yang sudah dimulai oleh BPBD tinggal selangkah lagi kita memasukkan itu menjadi semacam muatan lokal, sama dengan pelajaran kemingkabauan,” katanya. (brm)




















