AIAPACAH, METRO–Pemerintah Kota Padang melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menggelar coffee morning terkait dengan kesiapsiagaan pemerintah dalam penanggulangan bencana, di Palanta Rumah Dinas Wali Kota Padang, Kamis (29/8).
Kegiatan tersebut diikuti Forkompida, Kepala OPD, stakeholder dan insan kebencanaan se-Kota Padang. Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Padang, Yosefriawan mengatakan, wilayah Kota Padang merupakan salah satu daerah yang rawan terhadap ancaman bencana. Selain bencana akibat cuaca ekstrem, potensi bahaya megathrust di sertai ancaman tsunami juga perlu diwaspadai.
“Para pegiat kebencanaan untuk terus menginformasikan kepada seluruh masyarakat dengan melakukan sosialisasi dan edukasi sehingga masyarakat kita akan siap dalam menghadapi bencana,” ujarnya.
Ia juga menekankan bahwa Kota Padang sebagai wilayah yang rawan bencana membutuhkan kerjasama yang kuat antara semua pihak untuk meminimalkan risiko dan meningkatkan kesiapsiagaan.
Kalaksa BPBD Kota Padang Hendri Zulviton, menyebutkan untuk mempererat silaturahmi antar berbagai pihak yang terlibat dalam penanggulangan bencana, kegiatan coffee morning yang dihadiri oleh sekitar 150 orang yang terdiri dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD), TNI, Polri, Pegiat kebencanaan, dan media.
“Dengan adanya coffee morning ini dapat tercipta pemahaman yang lebih baik dan langkah-langkah strategis yang lebih terarah dalam menghadapi situasi darurat, kegiatan ini diharapkan dapat menjadi forum yang efektif dalam memperkuat sinergi antar berbagai pihak dalam upaya mengantisipasi potensi bahaya Megathrust yang menjadi ancaman nyata bagi kita semua,” kata Hendri Zulviton.
Dia menambahkan, untuk memastikan kesiapsiagaan, Pemko Padang rutin mengecek kondisi sirene atau penanda tsunami bagi masyarakat, guna memastikan berfungsi dengan baik dan dapat memberikan peringatan dini jika terjadi gempa yang berpotensi tsunami.
Kepala Stasiun Geofisika kelas I Padang Panjang Suaidi Ahadi, juga turut memberikan pandangannya terkait isu megathrust. Ia menegaskan bahwa siklus megathrust memang menjadi ancaman serius.
“Hingga kini BMKG belum bisa memprediksi secara pasti kapan gempa akan terjadi, kami hanya bisa memprediksi potensi pada daerah-daerah tertentu, namun kapan gempa akan terjadi, itu masih di luar kemampuan kami,” jelas Suaidi.
Ia menambahkan, kegiatan coffee morning ini menjadi langkah awal dalam membangun kesadaran masyarakat mengenai isu terkait megathrust, bersama serta memperkuat koordinasi dalam menghadapi potensi bencana yang mungkin terjadi kapan saja dan diperlukan kesiapsiagaan serta kewaspadaan. (brm)