PT Semen Padang Restocking 3000 Ekor Ikan Bilih Hasil Pemijahan di Danau Singkarak

PELEPASAN IKAN BILIH— Dirut PT Semen Padang , Indrieffouny Indra bersama jajaran direksi Direksi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, melakukan pelepasan 3.000 ekor ikan bilih hasil pemijahan yang dilakukan oleh PT Semen Padang, di tepian Masjid Al-Furqan, Nagari Sumpur, Kecamatan Batipuh Selatan, Kabupaten Tanah Datar, Sabtu (10/8).

TANAH DATAR, METRO–Sebanyak 3000 ekor ikan bilih hasil pemijahan yang dilakukan oleh PT Semen Padang, direstocking (tindakan melepas ikan) ke habitat aslinya di Danau Singkarak, yaitu di tepian Masjid Al-Furqan, Jorong Batu Baragung, Nagari Sumpur, Kecamatan Bati­puh Selatan, Kabupaten Tanah Datar, Sumbar, Sab­tu (10/8).

Sebelumnya, sebanyak 13.000 ikan bilih hasil pemi­ja­han yang dilakukan oleh perusahaan semen per­tama di Indonesia dan Asia Tenggara itu, juga telah direstocking di lokasi yang sama. Bahkan selain me­res­tocking, PT Semen Pa­dang juga membangun re­ser­vate atau suaka untuk ikan bilih yang lokasinya juga berada di Jorong Batu Baragung, Nagari Sumpur.

“Sampai hari ini sudah 16.000 ikan bilih hasil pemi­jahan yang dilakukan PT Semen Padang, telah di­sebar di habitat aslinya di Danau Singkarak. Ikan ha­sil pemijahan ini meru­pakan buah dari kerja sama PT Semen Padang dengan Universitas Bung Hatta (UBH),” kata Direktur Uta­ma (Dirut) PT Semen Pa­dang, Indrieffouny Indra usai melepas ribuan ikan bilih di tepian Masjid Al-Furqan.

Selain Dirut, pelepasan ribuan ikan bilih itu juga dihadiri dua orang Direksi  PT Semen Indonesia (Per­sero) Tbk, yaitu Direktur Supply Chain Yosviandri, Direktur Keuangan dan Manajemen Portofolio An­dria­no Hosny Panangian dan Corporate Secretary PT Semen Indonesia (Per­sero) Tbk (SIG) Vita Mah­reyni. Kemudian dari  PT Semen Padang, juga hadir Di­rektur Keuangan & Umum Oktoweri, serta se­jumlah staf pimpinan di lingkungan PT Semen Pa­dang.

Indrieffouny menyampaikan bahwa ikan bilih hasil pemijahan ini merupakan bagian dari upaya konservasi ikan bilih yang telah dilakukan oleh PT Semen Padang sejak tahun 2018. Dan, konservasi ikan endemik di Danau Singkarak itu sebelumnya dirintis oleh Direktur Supply Chain PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, Yosviandri, yang ketika itu menjabat sebagai Dirut PT Semen Padang.

“Alhamdulillah, hari ini Pak Yosviandri hadir di Nagari Sumpur untuk ikut serta melepas ikan bilih hasil pemijahan yang dilakukan PT Semen Padang di habitat aslinya di Danau Ding­karak. Bahkan, ikan bilih hasil konservasi ini telah memberikan manfaat yang sangat besar bagi masya­rakat salingka Danau Sing­karak, khususnya di Nagari Sumpur,” ujarnya.

Bagi PT Semen Padang, sebutnya, kegiatan konservasi hingga merestocking ikan bilih ini merupakan bagian program Tanggung Ja­wab Sosial dan Lingkungan (TJSL) perusahaan dalam upaya menyelamatkan ikan bilih yang terancam punah akibat eksploi­tasi secara besar-besaran oleh oknum nelayan salingka Danau Singkarak, tanpa mengindahkan proses siklus hi­dup­nya. Bahkan, upaya dari konservasi ini diapresiasi oleh banyak pihak.

Di antaranya, mendapat penghargaan Gold Award­ pada Indonesian SDG’s Award 2022, Penghargaan Padmamitra Award 2022 untuk kategori Pelestarian Ling­kungan dan Biodiversity, serta men­dapat peng­har­gaan Su­broto untuk kate­gori Pro­gram Pemberda­yaan Masyarakat (PPM) Ter­inovatif Komoditas Mineral Bukan Logam tahun 2023.

“Tidak hanya itu, bahkan konservasi ikan bilih ini juga menjadi salah satu yang dinilai oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk PROPER Emas. Alhamdulillah, PT Semen Padang berhasil mendapatkan PROPER Emas di tahun 2023. PROPER Emas ini didapatkan, karena dari kegiatan merestocking ini, berdampak kepada peningkatkan hasil tangkapan nelayan Nagari Sumpur,” ujarnya.

Peningkatan itu, kata Indrieffouny melanjutkan, karena dari rata-rata 3 kg/hari/nelayan, meningkat menjadi 7 kg/hari/nelayan, dengan peningkatan pen­dapatan nelayan sebesar Rp4,5 juta/bulan/nelayan. Bahkan, nilai Social Return of Investment (SROI) nya sebesar 13,97 kali. “Artinya, dari Rp1 yang diinvestasikan PT Semen Padang me­ng­hasilkan nilai dampak sebesar Rp13,97 bagi penerima manfaat di Salingka Danau Singkarak ini,” ujar­nya.

Sementara itu, Prof Ha­fri­jal Syandri yang hadir mewakili UBH mengaku bangga bisa berkolaborasi dengan PT Semen Padang dalam melakukan konservasi ikan bilih. “Saya mewakili UBH, menyampaikan rasa bangga bisa terlibat langsung dalam kegiatan konservasi ini. Dan, kegiatan ini telah dimulai sejak 2018. Artinya, ini tahun keenam bagi UBH bekerjasama dengan PT Semen Padang untuk kegiatan konservasi ikan bilih,” katanya.

Guru besar yang akrab disapa Prof Bilih itu juga menyampaikan perkem­bangan ikan bilih hasil kon­ser­­vasi yang dilakukan oleh PT Semen Pa­dang bersama UBH. Ka­ta dia, sejak dilakukan kerjasama, restocking ikan bilih kali ini merupakan yang ke­enam. Dan, sejak restocking awal yang dilakukan pada 30 Juli 2022 hingga restocking kelima yang dilakukan pada 21 Maret 2024, diketahui bahwa per­kem­bangan ikan bilih di Na­­gari Sumpur sangat luar biasa.

“Ini informasi dari ma­sya­rakat dan Wali Nagari Sumpur. Jumlah populasinya meningkat drastis, dan itu dapat dilihat di Muaro Sungai Sumpur, banyak ikan bilih yang naik ke sungai untuk pemijahan. Tentunya, perkembangan ini tidak terlepas dari dukungan PT Semen Padang. Karena, selain merestocking ikan bilih hasil pemijahan, PT Semen Padang juga membuatkan reservat untuk ikan bilih yang dilepas di Danau Singkarak ini,” ujarnya.

Direktur Supply Chain PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, Yosviandri, berharap agar PT Semen Pa­dang yang merupakan ba­gian dari  PT Semen Indonesia atau SIG, terus dapat berkolaborasi dengan UBH dalam mengembangbiakan ikan bilih, yang merupakan ikan endemik di Danau Singkarak. “Saya berharap kolaborasi ini terus dilakukan. Di samping untuk melestarikan ling­kungan, hasil kolaborasi ini tentunya bisa menjadi peninggalan untuk anak cucu kita nanti,” kata Yosviandri.

Dia pun menceritakan bagaimana awal mulanya muncul ide untuk mengembangbiakan ikan bilih di PT Semen Padang. Kata dia, sebelum dilakukan kerja sama dengan UBH, dirinya yang saat itu masih menjabat sebagai Dirut PT Semen Padang, berkunjung ke ruangan Deni Zein yang saat menjadi Staf di Unit Sarana Umum PT Semen Padang. Kemudian di ruangan tersebut, dia melihat ada ikan bilih yang dipelihara oleh Deni Zein di dalam akuarium.

“Kemudian saya tanya, kenapa bisa? Rupanya Pak Deni sudah koordinasi dengan Prof Hafrijal Syandri. Dan, ternyata ikan bilih bisa hidup di luar habitat aslinya. Nah, karena ikan ini langka bisa hidup di luar habitanya, kemudian saya tertarik untuk mengembangbiakan ikan bilih ini. Agar kerja sama ini bisa berhasil, PT Semen Padang kemudian menggandeng UBH,” ujarnya.

Awalnya, sebut Yosviandri, konservasi ikan bilih dilakukan di sungai di kawasan lapangan golf PT Semen Padang yang merupakan kawasan Taman Ke­ane­karagaman Hayati (Kehati). Dan, ternyata ikan bilih bisa hidup di sungai tersebut, namun perkem­bangan­nya sulit dideteksi, sehingga dibuatlah kolam konservasi yang dilengkapi dengan tempat pemijahan.

Sementara itu, Wali Nagari Sumpur Fernando Sutan Sati, mengucapkan terima kasih kepada PT Semen Padang yang telah peduli terhadap populasi ikan bilih Danau Singkarak. Karena, kepedulian PT Semen Padang ini, memberikan manfaat yang sangat banyak bagi masyarakat Nagari Sumpur yang mayoritas, merupakan nelayan di Salingka Danau Singkarak yang menggantungkan pendapatannya pada hasil tangkapan ikan bilih.

“Kami Pemerintahan Nagari Sumpur sangat berterima kasih kepada PT Semen Padang yang telah peduli terhadap populasi ikan bilih, termasuk kepada masyarakat Nagari Sum­pur.  Bahkan, kepe­dulian dari PT Semen Pa­dang ini, membuat kami me­rasa dianakemaskan. Ka­rena, apa yang dibuat PT Semen Padang, telah banyak kami rasakan manfaatnya,” kata Fernando. (ren/rel)

Exit mobile version