PADANG, METRO–Satu lagi guru honorer yang diberhentikan sebelah pihak oleh Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Padang beberapa waktu lalu, akhirnya mau bersuara. Guru malang yang sudah mengabdikan ilmunya untuk mengajar di sekolah tersebut selama tiga tahun terakhir mengaku trauma.
Guru tersebut bernama Fitri Asri. Ia merupakan gadis yatim piatu yang sengaja merantau dari kampungnya dari Pesisir Selatan, tepatnya di Bayang, untuk mencoba peruntungannya di Kota Padang.
Berdasarkan hasil wawancara POSMETRO bersama Fitri, Sabtu (27/7), Fitri menjelaskan beberapa hal yang menjadi perhatian yang dialaminya.
Akibat pemecatan sepihak itu Fitri yang telah mengajar selama tiga tahun itu mengaku trauma. Dia bahkan tidak berani lagi tinggal di dekat sekolah, sebab masih terbayang ancaman dan amarah sang kepala sekolah.
“Saya selama ini tidak berani tampil karena trauma dengan ancaman yang tidak dilatarbelakangi oleh kesalahan saya, dan tidak ada sangkut pautnya dengan kinerja saya selama ini,” katanya kepada POSMETRO dengan nada sedih.
Fitri meyakini skenario pemecatannya sudah direncanakan secara matang oleh Kepsek MIN 1 Padang Lilis Andriani. Sebab, di hari pemecatan tersebut, dua orang guru penggantinya sudah berada di lingkungan sekolah.
Yang lebih membuat hatinya sedih adalah guru tersebut pengganti tersebut desas-desus yang beredar dikalangan guru adalah berasal dari kampung Kepsek yang memecatnya tersebut.
Fitri menjelaskan, mengapa dia menduga hal tersebut karena di hari pertama sekolah, kebetulan dirinya bersama guru baru penggantinya tersebut bersebelahan di saat silahturahmi bersalaman dengan para murid.