PADANG, METRO–Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang menyiagakan personel demi melayani warga yang mengalami kekeringan akibat kemarau panjang yang terjadi.
“Kemarau yang terjadi di Padang dalam dua pekan terakhir telah mengakibatkan beberapa daerah mengalami kekeringan, sehingga kami siagakan personel untuk melayani,” kata Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kota Padang, Hendri Zulviton, Sabtu (27/7).
Ia mengatakan, ketika ada permintaan air bersih dari warga, maka personel BPBD beserta satu mobil tangki akan langsung dikerahkan ke lokasi untuk menyalurkan air.
Hendri menceritakan sudah tiga hari berturut-turut petugas BPBD melaksanakan tugas penyaluran air bersih kepada warga di dua lokasi, yakni kawasan Rawang, Kecamatan Padang Selatan dan Pegambiran, Kecamatan Lubuk Begalung.
Ratusan Kepala Keluarga (KK) di dua lokasi tersebut kesulitan mencari air bersih karena sumur atau sumber air mereka kering diakibatkan kemarau.
“Meskipun hanya terjadi di beberapa titik, kami tetap menjadikan ini perhatian utama agar warga yang kesulitan air bersih bisa dibantu,” katanya.
Hendri mengatakan, dengan satu unit mobil tangki yang dimiliki pihaknya, BPBD Kota Padang bisa menyalurkan air dengan kapasitas lima ribu liter setiap pengangkutan. “Dalam penyaluran air bersih ini, kami bekerjasama dengan Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumda AM) sebagai pihak yang menyediakan air,” katanya.
Ia menjelaskan mekanisme untuk meminta penyaluran air bersih warga bisa melapor kepada Ketua Rukun Tetangga (RT) atau Rukun Warga (RW) yang diteruskan ke kelurahan lalu ke BPBD.
Pihaknya masih terus memantau perkembangan terkini dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terkait kondisi cuaca, namun puncak kemarau diprediksi hingga Agustus.
Pada bagian lain, BPBD Kota Padang mengimbau kepada warga agar bisa menghemat penggunaan air di tengah musim kemarau yang melanda. Selain itu, masyarakat juga diminta untuk memperhatikan instalasi listrik, serta benda atau barang yang dapat menyulut kebakaran.
Sebelumnya diberitakan, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas II Minangkabau melaporkan minimnya pertumbuhan bibit awan memicu peningkatan suhu di daerah itu sejak beberapa hari terakhir.
“Jadi kenapa beberapa hari terakhir terasa panas? Yah, karena memang tutupan awannya sedikit,” kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Minangkabau Desindra Deddy.
Deddy menjelaskan minimnya pertumbuhan bibit awan yang terpantau melalui citra satelit menyebabkan paparan sinar matahari langsung ke permukaan bumi tanpa adanya filterisasi dari awan. “Imbas sedikitnya tutupan awan ini menyebabkan energi matahari berupa gelombang pendek itu maksimal diterima oleh permukaan bumi,” katanya.
Meskipun terjadi peningkatan suhu panas, Deddy menegaskan kondisi itu belum termasuk fenomena gelombang panas (heat wafe). Apalagi, berdasarkan catatan BMKG gelombang panas tidak pernah terjadi di Indonesia. “Jadi, kalau gelombang panas itu karakternya ada perbedaan lima derajat celsius dari suhu kondisi normal,” katanya.
BMKG juga mengimbau masyarakat agar mengantisipasi peningkatan suhu panas terutama saat beraktivitas di ruangan terbuka. Tindakan yang dapat dilakukan misalnya menggunakan payung da sebagainya.
Selain itu, BMKG juga mengimbau masyarakat agar tidak membakar sampah, atau membuka lahan perkebunan dengan cara dibakar. Sebab, hal tersebut dapat memicu kebakaran hutan dan lahan saat musim kemarau. (brm)