“Selama ini tidak ada gesekan. Ada 20 orang pedagang di sini. Kami tidak melawan. Kami di sini cuma cari makan, bukan cari kaya Pak Gubernur. Ini masalah perut, tolong carikan solusinya biar kami bisa tetap berdagang di area masjid ini,” pungkasnya.
Area Parkir Motor Harus Dikosongkan dari Pedagang
Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera Barat, Al Amin meminta agar PKL yang berdagang di kawasan parkir sepeda motor sebelah utara masjid untuk mengosongkan lahan parkir tersebut.
“Pengisongan itu karena akan ada penilaian masjid paripurna tingkat nasional untuk Masjid Raya Sumbar. Semua akan dinilai pada pertengahan Agustus 2024, jadi perlu penataan,” kata Al Amin.
Al Amin menyebut khusus pedagang di area parkiran masjid, nantinya akan disiapkan tempat yang representatif. Namun, menjelang tempat representatif tersebut ada, pedagang diminta mengosongkan tempat parkir roda dua tersebut.
“Kalau untuk pengadaan tempat representatif itu kita bekerja sama dengan Bank Nagari dan Bank Indonesia, yang jelas pedagang ini keluar dari lahan parkir tersebut hingga ada tempat yang representatif,” ujar Al Amin.
Menurut Al Amin, tempat yang digunakan saat ini oleh PKL ialah area parkir sepeda motor, bukan tempat berjualan. Bahkan, pihaknya sudah menyurati pedagang dan meminta bantuan kepada pedagang karena sedang mengikuti lomba.
“Sudah dilakukan mediasi, kita minta pedagang itu yang proaktif untuk mengeluarkan gerobaknya dari sana. Kami tidak ingin terjadi hal yang tidak diinginkan. Diharapkannya, area parkir ini dikembalikan fungsinya menjadi area parkir sepeda motor,” kata dia.
Ditegaskan Al Amin, pihaknya menginginkan masjid ini bagus, tertib, hebat, bersih, dan nyaman dan tempat parkir disesuaikan dengan fungsinya. Meski begitu, sampai saat ini untuk relokasi pedagang itu belum ada tempatnya, tetapi sedang diusahakan untuk membuatnya.
“Kami meminta pedagang yang menempati area parkir sepeda motor untuk bersabar dan saling mendukung. Masjid ini menjadi masjid percontohan, karena masjid percontohan itu harus tertib. Kami sudah mendata pedagang tersebut, kalau sudah ada tempat representatif, siapa yang berjualan di dalam, itu juga yang berjualan,” ungkap dia.
Pengurus Masjid Raya Syekh Ahmas Khatib Al Minangkabawi Sumbar, Yuzardi Ma’ad, mengatakan Masjid Raya akan mengikuti penilaian masjid dari seluruh masjid yang ada di Indonesia. Oleh karena itu akan ada pembenahan untuk Masjid Raya.
“Pembenahan ini merupakan beban berat bagi Pemerintah Daerah Provinsi Sumbar dan Pengurus Masjid. Dikarenakan masjid ini sudah pernah dinilai dari Saudi Arabia. Termasuk dapat nomor untuk arsiteknya. Sekarang dinilai oleh orang Indonesia sendiri dan tidak dapat nomor akan menjadi risiko,” ujar Yuzardi.
Yuzardi menjelaskan, untuk pembenahan terdiri dari kebersihan bagian dalam masjid, pekarangan masjid, dan kantor. Selain itu, untuk saat ini tidak ada klinik kesehatan, seharusnya ada, sehingga harus segera dilengkapi.
“Pedagang yang menempati area parkiran sepeda motor untuk keluar selama penilaian berlangsung. Untuk penilaian lomba ini akan dilaksanakan pada Agustus 2024. Karena kalau tetap berada di sana akan menjatuhkan nilai dalam penilaian nantinya. Kita harapkan mereka keluar selama penilaian berlangsung, kalau sudah selesai bisa masuk kembali,” ujar dia.
Yuzardi mengakui, rencananya, pedagang ini akan ditata rapi seperti masjid yang ada di Pulau Jawa. Jika jadi untuk penataan pedagang, direncanakan pedagang ini akan menggunakan baju seragam, pelayanan bagus, saat waktu shalat harus tutup, makanannya diuji sertifikasinya, dan terjamin kehalalannya.
“Selanjutnya akan diajukan proposal ke Bank Nagari dan Bank Indonesia. Setelah ada dananya, direncanakan akan dibuatkan dekat selasar sesudah tangga masjid, karena tidak ada jamaah yang naik dari sana. Lokasi itulah yang akan diolah nantinya, untuk dijadikan wisata kuliner. Cita-cita kita banyak, tetapi dana kita belum ada,” kata dia.
Oleh karena itu, dirinya meminta 20 pedagang yang menempati area parkiran masjid untuk bersabar sementara waktu. Jika masjid dapat juara akan membuat masjid menjadi tambah rapi dan ramai dikunjungi masyarakat, serta akan membawa keuntungan juga bagi pedagang.
“Dimohon pedagang sadar dan jangan merasa terpaksa keluar dari area parkiran masjid. Harus punya kesadaran pribadi, karena selama ini berjualan tidak ada dipungut biaya,” pungkasnya. (rgr)