PADANG, METRO–Sejumlah orang tua/wali murid Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Padang di Anakaia, Kelurahan Batipuahpanjang, Kecamatan Kototangah, mempertanyakan aliran uang komite yang dipungut dari wali murid sejumlah Rp100.000 per-KK (Kartu Keluarga) per semester di sekolah tersebut.
Para orang tua merasa ada kejanggalan dalam laporan penggunaan uang komite yang seharusnya dipegang oleh bendahara komite. Sementara bendahara komite dipaksa tutup mata mengenai uang keluar-masuk komite sekolah tersebut.
Salah seorang wali murid bernama Mirna (35), mengungkapkan alasan mengapa para wali murid mempertanyakan aliran uang komite tersebut. Dia mengatakan bahwa uang tersebut tidak jelas laporan penggunaannya.
“Uang komite sekolah yang sudah dipungut sebanyak dua kali dalam kurun waktu sekitar 6 hingga 8 bulan ini, dikumpulkan oleh wali kelas dan selanjutnya di drop ke bendahara komite. Tetapi dana tersebut tidak dipegang oleh bendahara komite,” katanya.
Mirna mengatakan, berdasarkan hasil rapat komite bersama wali murid yang dilakukan beberapa waktu lalu, uang komite tersebut akan dipergunakan untuk memperbaiki sekolah. Seperti pembangunan gerbang dan pagar sekolah.
Mirna menyebut tugas pokok dan fungsi (tupoksi) bendahara yang seharusnya memegang uang pungutan komite sekolah dari wali murid tersebut tidak terlaksana dengan baik.
Uang tersebut tidak diserahkan kepada bendahara komite, namun dipegang oleh salah seorang guru di sekolah tersebut. “Dana Rp100 ribu tersebut tidak dipegang oleh bendahara komite,” jelasnya.
Hal yang sama diungkapkan oleh wali murid lainnya, Arif (40). Selain uang komite sekolah yang tidak ada kejelasan, dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dari pemerintah pun juga tidak ada kejelasan.
Dia menuturkan, dana BOS tersebut yang dikucurkan pemerintah pada masing-masing sekolah mendapatkan sekitar Rp1.000.000 per murid. Jika ada sebanyak 600 murid di sekolah tersebut, artinya sekolah menerima sebanyak Rp600.000.000 kucuran dana BOS dari pemerintah.
“Dana BOS tersebut seharusnya ada kejelasan, seperti membutuhkan meja berapa buah, kursi, dan berapa uang yang di keluarkan untuk membayar tenaga honorer maupun keamanan. Serta harus ada penjelasan berapa buku yang dibelikan kepada anak-anak,” katanya.
Selain uang komite wali murid juga diberatkan dengan berbagai uang pungutan lainnya. Seperti uang infak dua kali satu pekan, yakni di hari Senin dan Jumat. Dimana kegunaan uang infak tersebut juga tidak diketahui. Dan, sumbangan di momentum hari-hari besar, seperti hari guru, uang perpisahan, dan uang-uang lainnya.