PADANG, METRO – Bedah buku Adat Banda di Syarak – Syarak Basandi Kitabullah (ABS – SBK) bagi komunitas peduli ABS – SBK dari unsur ninik mamak alim ulama, cadiek pandai, bundo kandang dan parik paga Nagari se-Sumbar, Senin (4/3).Lahirnya buku ini tidak terlepaskan untuk melestarikan nilai nilai adat yang basandi Kitabullah kepada generasi muda (anak kemenakan-Red).
”Penulisan buku ini tidak terlepas untuk melestarikan ABS – SBK kepada generasi muda agar generasi muda identitas budaya nya sebagai anak Nagari di Minangkabau ini,” ujar Ketua LKAAM Sumbar M Sayuti Dt Rajo Pangulu, kemarin.
Sayuti mengatakan, latar belakang buku ini untuk menanamkan budi kepada anak kemenakan baik di lokal, nasional dan internasional. Budi lokal, mengetahui nilai nilai adat secara lokal di Minangkabau kemudian budi secara nasional,, aplikasi budi dilatarbelakangi Pancasila. Lalu budi internasional budi yang mengacu kepada nilai nilai ajaran yang dibawa Rasul Muhammad SWT.
Di Minang, iqra itu membaca yang tasurek, tasirek, nan tasuruak, taserak yang merupakan bagian dari slama takambang jadi guru. Maka, sebagai orang Minang, dituntut bisa membaca baik yang tersurat, yang tersirat maupun tersembunyi dan tererak di lapangan.
Salah penulis dari unsur Alim Ulama Buya Bagindo M Letter menyebutkan, belakangan negeri disebut, libiralistik atheis. Walaupun negeri sudah melakukan reformasi, namun yang terjadi sekarang repot sekali. Sementara tujuan reformasi itu mengembalikan pinang ka tampuknya dan sirih ke gagangnya.
“Bagaimana, generasi muda tidak tercerabut dari nilai-nilai adat dan agama, maka perlu dilestarikan ABS-SBK kepada generasi muda Minang,” ujar Bagindo.
Dikatakan Bagindo, sangat erat kaitannya dengan program pemerintah dalam mewujudkan generasi yang berkarakter di dalam bingkai Pancasila. Maka untuk membentuk generasi yang berakhlakulraimah itu tidak terlepas mendokrinkan kepada generasi muda nilai-nilai adat dan agama.
Gubernur Sumbar Irwan Prayitno mengatakan, terbitnya buka merupakan pedoman anak ke meanakan teuetama tentang budi pekerti. Serta diepadankan dengan nilai nilai Pancasila.
”Dengan memahami buku ini abak Minang semakim mantapyang memiliki nilai-nilai adat dan agama yang tersarikan dlam ABS – SBK, ujar Irwan
Dikatalan, sebagai anak kemenakan di Minang, anak kemenakan barsjo ka mamak mamak barajo kanpangylu, oangulu barajo ka nan bana bana badiri sendiri dan alam takambang jadi guru. Diharapkan ke depan, anak kemanakan di Minang jangan melupakan identitas sebagai anak Minang. Tentu yang memahami nilai nilai adat agama, sebagai anak kemenakan di Minang harus memahami nilai nilai yang tersarikan dlam ABS – SBK. (boy)


















