LIMAU MANIH, METRO – Wali Kota Padang, Mahyeldi Ansharullah didapuk menjadi pemateri dalam kegiatan Seminar Nasional bertemakan “Membangun Nilai-nilai Adat Basandi Syara-Syara’ Basandi Kitabullah (ABS-SBK) di kalangan generasi muda. Kegiatan ini diadakan oleh Asosiasi Mahasiswa Asrama Unand di Ruang Seminar F Unand, Minggu (3/3).
Mahyeldi menyebutkan, sesuai pengertiannya, ABS-SBK adalah landasan atau prinsip pandangan hidup yang menjadikan Islam sebagai sumber utama dalam tata dan pola perilaku yang sudah ada dalam masyarakat Minangkabau sejak dahulu kala.
“Sebagaimana filosofi ABS-SBK tersebut adalah adat mangato syara’ mamakai yang artinya segala ketentuan di dalam adat diimplentasikan sesuai ajaran agama Islam,” jelasnya.
Mahyeldi menambahkan, berbicara ABS-SBK bagi masyarakat Minangkabau tentunya sudah mendarah daging. Namun perlu kembali digali sebagai sumber pencerahan kebangkitan masyarakat Minangkabau dalam menghadapi masa depan yang penuh kompetisi. Tentunya juga dalam mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan.
Ia menjelaskan, seperti diketahui, dalam penerapan ABS-SBK terdapat yang dikenal dengan tungku tigo sajarangan dan tali tigo sapilin. Tungku tigo sajarangan merupakan lambang dari tiga unsur kepemimpinan yang sangat potensial dan saling bersinergi di Minangkabau yaitunya ninik mamak, alim ulama dan cadiak pandai. Sedangkan tali tigo sapilin menggambarkan tiga landasan tempat berpijak ketiga unsur kepemimpinan tersebut, yakni adat, syarak dan Undang-undang.
“Sehingga oleh itu, orang Minangkabau dalam kesehariannya harus memiliki 3 kecerdasan. Yakninya kecerdasaan spiritual, sosioemosional dan intelektual. Dan selaku calon pemimpin bangsa dan daerah ini ke depan, kita perlu memiliki kompetensi-kompetensi yang dimotori salah satunya oleh kearifan lokal melalui pengimlementasian falsafah ABS-SBK ini,” ungkapnya menambahkan. (tin)
Komentar