Fauzi Bahar: Braditi Moulevey Layak Memimpin Padang

SILATURAHMI— Bakal Calon Wali Kota (Bacawako) Padang, Braditi Moulevey, mengunjungi Wali Kota Padang periode 2004-2014, Fauzi Bahar Datuak Nan Sati yang kini menjabat sebagai Ketua Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM), Minggu (23/6) siang untuk bersilaturahmi.

PADANG, METRO–Bakal Calon Wali Kota (Bacawako) Padang, Braditi Moulevey dinilai layak untuk maju menjadi pemimpin di Ibukota Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) tersebut. Pernyataan tersebut di­sam­pai­kan langsung oleh Wali Kota Padang periode 2004-2014, Fauzi Bahar Datuak Nan Sati yang kini menjabat sebagai Ketua Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM).

“Saya kenal dia berpengalaman di organisasi, penampilannya cukup ba­gus. Begini yah, pemimpin itu seharus­nya yang paham organisasi, sehingga dia paham maunya berbagai kelom­pok,” kata Fauzi Bahar.

Seharusnya, kata politisi Partai Nasional Demokrat (Nas­Dem) itu, pemimpin itu harus mengurus perma­sala­han di luar, tidak ter­fokus kepada urusan di inter­nal. “Karena itu uru­san­nya Sekretaris Daerah (Sekda). Saya dahulu be­gitu, ketika saya menjadi Wali Kota Padang, yang me­ngurus di dalam (Apa­ratur Sipil Negara) itu Sek­da, Emzalmi. Sekda ini lebih pintar daripada kita ini,” katanya.

Seorang Wali Kota atau Bupati, katanya, mengurus ma­syarakat yang ada di luar dan mencarikan solusi ter­kait persoalan yang di­ke­mukakan.

“Saya melihat, gayanya itu seperti saya me­mimpin Kota Padang dahulu, ada kemiripan (dengan versi disempurnakan dan kekinian),” katanya.

Selain itu, ia memberi saran kepada Braditi Moulevey untuk rajin bersedekah setiap hari kepada masyarakat kurang mampu. Sedekah, katanya, memiliki kekuatan ampuh ka­rena juga dianjurkan di dalam agama Islam.

“Tidak usah banyak-banyak, misal, nampak orang kurang mampu atau kurang beruntung, bantu saja sebisanya, atau kasih saja makanan kepada orang tak mampu yang ditemukan di luar. Sedekah itu sangat dahsyat itu efek positifnya, saya yakin itu,” katanya.

Tidak lupa, ia meminta Wakil Ketua Dewan Pimpinan Daerah (Waka DPD) Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) itu untuk meminta doa dan restu dari orang tua, terutama ibu.

“Jika ibu sudah memberi doa restu, maka itu urusannya sudah sama Tuhan, doa ibu itu, yakinlah, doanya itu tembus ke langit dan langsung diijabah,” katanya.

Sebagai sesama orang Lubuk Minturun, Fauzi Bahar melihat Braditi Moulevey sangat layak untuk memimpin Kota Padang. “Yah, kembali lagi, dia itu udah kenyang berorganisasi. Sehingga kemampuan dan manajerial Moulevey tak usah diragukan lagi. Saya juga kenal balik dengan keluarga besarnya. Kita lihat saja seperti apa perkembangannya nan­­ti,­” katanya.

Sementara itu, Braditi Moulevey mengaku masukan dan saran dari Fauzi Bahar yang ia terima sangat bagus dan bisa untuk diimplementasikan dalam niat baiknya maju menjadi kepala daerah.

“Saya fikir ini sangat bagus, masukan beliau juga kami butuhkan. Bagai­ma­napun, beliau cukup paham dengan persoalan Kota Padang karena pernah menjadi Wali Kota selama dua periode,” kata pria yang lama berkecimpung di Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Padang itu.

Terkait dengan doa restu dan dukungan keluarga, kata Braditi Moulevey, niatnya maju sebagai Bakal Cawako Padang juga berawal dari dorongan orang terdekat dan keluarganya.

“Merekalah orang yang pertama kali mendorong saya untuk maju, sehingga saya merasa percaya diri dan yakin untuk ikut bertarung di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Padang ini. Saya akan bekerja semaksimal dan sebaik mungkin jika amanah ini diberikan oleh masya­ra­kat selama lima tahun ke de­pan,” tutur Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Ikatan Keluarga Minang ­(IKM) kelahiran Pa­dang, 7 Januari 1982 tersebut.

Braditi Moulevey merupakan anak dari pasangan Sidi Didi Tilkambas dan Bonita. Keluarga besar Braditi Moulevey bermukim di kawasan Tabing dan Lubuk Minturun, Kecamatan Koto Tangah.

Dia diketahui juga memiliki pandam pekuburan keluarga di Lubuk Minturun. Keluarga besarnya merupakan tokoh ma­sya­rakat pada era 90-an, yaitu Nazif Lubuk (Acip), Syafril Lubuk (Bujang) dan Makmur Lubuk (Tince).

Keluarga besar orang tua Braditi Moulevey juga ada bermukim di Jati, Kecamatan Padang Timur, Kota Padang, Sumbar.

Sementara sang ibu, Bonita, memiliki keluarga besar di Marapalam dan Parak Karakah, Kecamatan Padang Timur, Tanjung Saba, Pegambiran, Kecamatan Lubuk Begalung. Pandam pekuburan orang tua perempuannya berada di Banuaran, Kecamatan Lubuk Begalung, Kota Pa­dang. (*)

Exit mobile version