Gegara Ambil Ponsel, Remaja Putri Terjebak 2 Jam di Dalam Batu Grip Pantai Padang

EVAKUASI— Personel Damkar Kota Padang melakukan evakuasi secara manual untuk mengeluarkan seorang gadis remaja yang terjepit dicelah batu grip Pantai Padang, atau di belakang kawasan Masjid Al Hakim Padang, Rabu (19/6) malam.

PADANG, METRO–Seorang gadis remaja dilaporkan terjatuh dan terjepit di antara celah batu grip Pantai Padang, atau di belakang Masjid Al Hakim Pantai Padang, Rabu (19/6) malam. Korban terpeleset ke batu grip gegara mengambil telepon seluler (ponsel) miliknya yang jatuh ke sela-sela batu di Pantai Padang tersebut.

Peristiwa itu turut mendapatkan perhatian dari jamaah Masjid Al Hakim, pengunjung Pantai Padang dan warga setempat. Gadis tersebut terjebak hampir dua jam yang akhirnya dapat dise­lamatkan oleh Tim Dinas Pemadam Kebakaran (Dam­kar) Kota Padang.

Kabid Ops Damkar Kota Padang, Rinaldi mengatakan bahwa remaja ber­inisial AYP (16) merupakan warga Berok Nipah, Kecamatan Padang Selatan. “Handphone milik korban terjatuh saat dia memasukkan ke saku jaketnya. Setelah itu korban berusaha untuk mengambilnya dan tersangkut diantara celah batu dengan posisi kepala di bawah,” ungkap Rinaldi, Kamis (26/6).

Rinaldi menyebut, jamaah Masjid Al Hakim yang masih ramai usai menunaikan shalat Isya saat itu turut mencoba membantu untuk mengeluarkan korban dari celah batu sempit tersebut.

Namun usahanya belum membuahkan hasil, sehingga beberapa saat setelah itu, kejadian tersebut di laporkan ke Damkar Kota Padang.

“Laporan tersebut masuk ke kami pada pukul 21.40 WIB, dan langsung mengerahkan dua tim dengan jumlah personel sebanyak 10 orang. Pada pukul 22.30 WIB tersebut dapat dikeluarkan dan dilarikan ke rumah sakit,” ungkapnya.

Untuk mengevakuasi korban, Rinaldi mengatakan pihaknya tidak menggunakan peralatan mesin, dan hanya menggunakan peralatan manual. Karena menurutnya, jika menggunakan peralatan mesin dapat membahayakan korban yang dalam keadaan terjepit tersebut.

“Kita mengevakuasi anak ini tidak menggu­na­kan peralatan mesin. Yang kita gunakan hanya peralatan manual, karena posisi anak yang sudah seperti ini, kita takut batu berukuran besar ini akan jatuh dan berakibat buruk pada korban,” ungkapnya. (brm)

Exit mobile version