SUDIRMAN, METRO–Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah mengajak seluruh organisasi wanita di Sumbar, agar selalu menjaga silaturahmi dan ikut melestarikan nilai-nilai adat dan budaya Minangkabau.
Apa yang diungkapkan Mahyeldi ini berangkat dari pengalamannya melaksanakan program singgah sahur selama bulan Ramadan ke daerah-daerah. Melalui program ini, Mahyeldi mengatakan, dirinya mengunjungi rumah warga yang paling susah, tanpa diberitahu dan tanpa sambutan.
Saat bertamu ke rumah warga tersebut, Mahyeldi mengungkapkan dirinya selalu bertanya kepada yang punya rumah, apa sukunya siapa penghulunya. “Ternyata banyak dari mereka yang tidak tahu,” ungkap Mahyeldi saat menghadiri Halal Bihalal Gubernur dengan Organisasi Wanita se-Sumbar, Sabtu (27/4) di Auditorium Gubernuran.
Kondisi berbeda justru ditemui saat dirinya menghadiri tradisi Bakajang di Nagari Gunung Malintang. Tradisi yang digelar selama lima hari itu, masyarakat berkumpul bersilaturahmi mengikutin tradisi yang bertujuan mengenang atau mengingat asal-usul nenek monyang masyarakat Gunuang Malintang yang telah berjasa membangun daerah mereka. “Jadi tradisi Bakajang ini jadi bukti, nilai nilai adat dan budaya masih terjaga. Mereka selalu ingat asal usulnya, suku, kaum, penghulu,” terangnya.
Mahyeldi menegaskan, nilai-nilai adat dan budaya masyarakat Minang dulunya sangat kuat. Khusus perempuan, setiap gerak geriknya, baik duduk, berdiri dan berjalan, tutur katanya, pakaiannya memiliki makna tentang kehalusan budi, dan kehormatan harga dirinya. Termasuk juga dari pakaian adatnya. Memiliki nilai nilai makna simbolis yang cukup tinggi.
Dari pengalamannya tersebut, Mahyeldi menilai untuk menjaga agar nilai-nilai adat dan budaya Minangkabau tersebut dapat bertahan perlu dibangun silaturahmi antar sesama masyarakat. Dengan silaturahmi maka akan mengenal asal-usul seseorang dalam masyarakat berdasarkan nilai-nilai adat dan budayanya.
Melalui Halal Bihalal Organisasi Wanita se-Sumbar ini, Mahyeldi mengingatkan kembali nilai-nilai silaturahmi yang dibangun selama Ramadan dan Lebaran.
Menurutnya, Ramadhan dan Lebaran merupakan pembekalan secara individual dan kelompok untuk bersama-sama menjaga hubungan sesama manusia. Sehingga hubungan yang terbangun menjadi modal untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Mahyeldi juga menambahkan, silaturahmi merupakan modal yang baik sebagai kunci sukses membangun keluarga, masyarakat daerah dan bangsa. Ia juga mengungkapkan kondisi di tengah masyarakat saat ini. Cukup banyak kasus pembunuhan. Selain itu juga ada masalah sosial di kalangan generasi muda. Mereka, para generasi muda membutuhan perlindungan dan penguatan.
Dengan kondisi tersebut, Mahyeldi mengajak seluruh Organisasi Wanita di Sumbar agar ikut mengatasi berbagai masalah sosial tersebut. “Ada banyak permasalahan di kalangan generasi muda, mereka perlu perlindungan dan penguatan,” ungkapnya. (fan)