Nama Masjid Raya Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi Bakal Diresmikan, Gubernur: 50 Keluarga Beliau akan Diundang

TINJAU STAND— Gubernur Mahyeldi mendampingi Menteri Pariwisata Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, saat membuka event Sumarak Ramadhan Tahun 2024, Sabtu (23/3) di Kompleks Masjid Raya Sumbar. Rencananya, nama Masjid Raya Sumbar bakal diganti menjadi Masjid Raya Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi.

KHATIB, METRO–Gubernur Sumbar, Mah­yeldi Ansharullah berencana akan meresmikan nama Mas­jid Raya Sumbar menjadi Mas­­jid Raya Syekh Ahmad Kha­tib Al Minangkabawi.

“Kita akan meresmikan Masjid Raya Sumbar dengan nama Masjid Raya Sumbar Syekh Ahmad Khatib Al Mi­nang­kabawi. Peresmiannya nanti saat keluarga Syekh Ahmad Khatib Al Minang­ka­bawi hadir di Sumbar,” terang Mah­yeldi saat mendampingi Menteri Pariwisata Eko­nomi Kreatif (Menpa­re­kraf) Sandiaga Uno mem­buka secara resmi event Sumarak Ramadhan Ta­hun 2024, Sabtu (23/3) di Kom­pleks Masjid Raya Sumbar.

Kapan jadwal peres­miannya, Mahyeldi mengatakan jadwalnya belum pasti, namun yang jelas dalam waktu dekat. Pasalnya, untuk menghadirkan keluarga besar Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi tidaklah mudah. Pemprov Sumbar menurut Mah­yeldi, sudah mengirimkan utusan untuk komunikasi dengan keluarga besar keturunan Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi.

“Rencananya bakal ada 50 keluarga beliau (Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi) yang akan hadir nanti,” ungkapnya.

Rencana Gubernur Sum­­bar menghadirkan ke­luar­ga besar Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi ke Masjid Raya Sumbar disambut baik oleh Menpa­rekraf Sandiaga Uno.­ Di mana Sandiaga Uno meminta Gubernur Sumbar agar benar-benar me­man­faat­kan dengan baik kehadiran keluarga besar Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi untuk menopang hadirnya event internasional di Sumbar.

Sekadar diketahui, Mas­­­jid Raya Sumbar merupakan masjid yang menjadi ikon Sumbar. Masjid dengan arsitektur termasuk tujuh terbaik di dunia dan meraih penghargaan Abdullatif Al Fozan.

Sementara, melalui informasi yang dilansir wiki­pedia.org, Syekh Ahmad Khatib bin Abdul Latif al-Minangkabawi, lahir di Ko­to Tuo-Balai Gurah, IV Angkek, Agam, Sumatera Ba­rat, pada hari Senin 6 Dzulhijjah 1276 H (1852 Masehi) dan wafat di Mekkah hari Senin 8 Jumadil Awal 1334 H (1916 M).

Awal berada di Mekkah, ia berguru dengan beberapa ulama terkemuka di sana seperti Sayyid Bakri Syatha, Sayyid Ahmad bin Zaini Dahlan, dan Syekh Muhammad bin Sulaiman Hasbullah al-Makkiy. Usai melaksanakan haji, ia menimba ilmu di maktab milik Syekh Abdul Hadi, seorang syekh asal Inggris.

Banyak sekali murid Syaikh Khatib yang diajarkan fiqih Syafi’i. Kelak di kemudian hari mereka men­­­­jadi ulama-ulama besar di Indonesia, seperti Abdul Karim Amrullah (Ha­ji Rasul) ayah dari Buya Hamka; Syekh Muhammad Jamil Jambek, Bukittinggi; Syekh Sulaiman Ar-Rasuli, Can­­­dung, Bukittinggi, Syekh­ Muhammad Jamil Ja­­­ho Padang Panjang, Syekh­ Abbas Qadhi La­dang Lawas Bukittinggi.

Selain itu, juga ada na­ma Syekh Abbas Abdullah Pa­dang Japang Suliki, Syekh Khatib Ali Padang, Syekh Ibrahim Musa Parabek, Syekh Mustafa Husein, Purba Baru, Mandailing, dan Syekh Hasan Mak­sum,­­ Medan. Tidak keting­ga­lan pula K.H. Hasyim Asy’ari dan K.H. Ahmad Dahlan, dua ulama yang masing-masing mendirikan organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, merupakan murid dari Syaikhul Ahmad Khatib Rahimahullah.

Syaikhul Ahmad Khatib Rahimahullah adalah tiang tengah dari mazhab Syafi’i dalam dunia Islam pada permulaan abad ke XX. Ia juga dikenal sebagai ulama yang sangat peduli ter­hadap pen­cerdasan umat. Imam Mas­jidil Ha­ram ini adalah ilmuwan yang menguasai ilmu fiqih, sejarah, aljabar, ilmu falak, ilmu hitung, dan ilmu ukur (geometri). (**)

Exit mobile version