PADANG, METRO–Kawasan Kota Tua di Kota Padang merupakan salah satu destinasi unggulan di Kota Padang. Mengunjungi kawasan Pondok Kecamatan Padang Selatan ini, pengunjung akan dibawa kepada suasana hidup di kota pelabuhan seperti di Eropa tempo dulu.
Di kawasan ini bangunan-bangunan berusia ratusan tahun dengan bentuk bangunan khas Belanda masih berdiri kokoh. Namun, terlihat sejumlah bangunan tua tersebut sudah berlumut dan dinding-dindingnya retak-retak. Bangunan tersebut banyak dijadikan gudang. Ada juga bangunan yang tidak dihuni karena sudah mengalami kerusakan yang cukup parah.
Di antara bangunan berlumut tersebut juga banyak bangunan yang dibangun baru hasil revitalisasi, namun mirip seperti bangunan aslinya. Bangunan-bangunan yang dibangun baru tersebut oleh pemiliknya, banyak yang dimanfaatkan sebagai tempat usaha, seperti penginapan, kafe-kafe dan lainnya.
Tidak hanya bangunan khas Eropa, di kawasan ini, pengunjung juga akan dibawa kepada nuansa hidup seperti suasana di Pecinan, dengan hadirnya sejumlah klenteng berumur tua dan bangunan kongsi-kongsi masyarakat keturunan Etnis Tionghoa yang masih berdiri kokoh.
Masing-masing bangunan tua tersebut memiliki sejarah sendiri. Namun, di antara bangunan tua tersebut, ada salah satu bangunan yang paling tua di kawasan Kota Tua tersebut. Bangunan tersebut bernama Klenteng See Hin Kiong.
Bangunan Klenteng See Hin Kiong ini masih berdiri kokoh. Namun, saat ini bangunan yang dulunya dimanfaatkan untuk sebagai tempat beribadah bagi masyarakat Etnis Tinghoa, kini berubah fungsi sejak gempa 2009 merusak bangunan tersebut.
Setelah diperbaiki, bangunan tersebut telah dijadikan sebagai salah satu heritage tujuan destinasi wisata, setelah hadirnya bangunan klenteng baru untuk beribadah yang berdiri berjarak 100 meter dari lokasi bangunan klenteng tersebut.
Pengurus Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Gunung Padang, Bilu Pricilia mengungkapkan, Klenteng See Hin Kiong berdiri pada tahun 1841. Klenteng ini didirikan oleh Bangsa Hok Hwa yang berasal dari Tiongkok. Awal mulanya klenteng ini bernama Kwan Im Teng yang dibangun oleh para pedagang.
“Dulunya kelenteng ini berdinding kayu dan beratap daun rumbia. Pada tahun 1861, Klenteng Hok Kwa terbakar karena kecerobohan pekerja di klenteng. Akhirnya dibangun kembali pada tahun 1893-1897 dari dana sewa los bambu, tempat berjualan yang berlokasi di pasar sekitar Klenteng (Pasar Tanah Konsi). Klenteng Kwan Im Teng ini berubah nama menjadi Klenteng See Hin Kiong pada 1 November 1905,” terang Bilu, Senin (4/3).
Adyatama Parekraf Ahli Muda Dinas Pariwisata Kota Padang, Tri Pria Anugrah mengatakan, pada tahun 2023 ini, kawasan Kota Tua di telah dibuatkan master plan-nya. Pelaksanaanya di Dinas Pariwisata Provinsi Sumbar.
Turunan dari master plan ini, saat ini telah dibentuk Badan Pengelola (BP) yang diketuai Sekda Kota Padang, Andree Algamar. BP Kawasan Kota Tua ini melibatkan OPD terkait baik teknis dan sosial dan pariwisata. Termasuk juga melibatkan akademisi dan praktisi.