SUDIRMAN, METRO–Memperingati Hari Peduli Sampah Nasional Tahun 2024, PT Semen Padang menyerahkan bantuan peralatan pengolahan sampah menjadi kompos yakni enam unit solar biodigester, dua unit tong komposter, serta dua unit drop box sampah botol plastik kepada Pemprov Sumbar.
Penyerahan dilakukan Direktur Utama (Dirut) PT Semen Padang Indrieffouny Indra kepada Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah di Istana Gubernur Sumbar, Rabu (7/2) lalu.
Penyerahan bantuan turut disaksikan sejumlah pejabat Pemprov Sumbar, di antaranya, Asisten II, Arry Yuswandi, Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Tasliatul Fuadi, dan Kepala Biro Administrasi dan Pimpinan, Mursalim. Kemudian dari PT Semen Padang, hadir Kepala Unit CSR, Dedi M Sidiq, dan Kepala Unit SHE, Asrining Sari.
Dirut PT Semen Padang Indrieffouny Indra mengatakan, bantuan peralatan pengolahan sampah menjadi kompos ini diserahkan sebagai bentuk dukungan PT Semen Padang terhadap persoalan sampah di Kota Padang, dan Sumbar pada umumnya. Bantuan ini diserahkan dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional Tahun 2024 yang diperingati setiap 21 Februari.
“Solar biodigester ini merupakan teknologi sederhana dan ramah lingkungan yang digunakan untuk memproses sampah organik seperti sisa makanan untuk menjadi kompos dan menyuburkan tanah. Begitu juga dengan komposter yang dapat digunakan sebagai media untuk proses penguraian materi organik secara alami,” katanya.
Mudah-mudahan, kata Indrieffouny, bantuan ini dapat dimanfaatkan oleh Pemprov Sumbar sebagai alat percontohan untuk masyarakat. “Semoga bantuan ini bisa dimanfaatkan oleh Pemprov untuk mengedukasi masyarakat dalam mengatasi persoalan sampah. Karena, sumber sampah itu berasal dari dapur,” ujarnya.
Indrieffouny juga menyebut bahwa PT Semen Padang, terus berkomitmen dalam membantu pemerintah untuk menanggulangi persoalan sampah. Bahkan, selain menyerahkan bantuan peralatan pengolahan sampah menjadi kompos, PT Semen Padang juga memiliki program Nabuang Sarok berbasis aplikasi.
“Nabuang Sarok ini adalah sebuah wadah yang disediakan oleh Semen Padang untuk membantu pengelolaan sampah. Kami menawarkan sistem penyetoran sampah dengan sistem yang baru, dimana masyarakat dapat menyetorkan sampah dan mendapatkan reward berupa poin yang nantinya dapat ditukarkan dengan hadiah-hadiah menarik,” bebernya.
Bagi PT Semen Padang, sampah yang disetor ke Nabuang Sarok akan dimanfaatkan untuk bahan bakar alternatif pengganti batubara dalam proses produksi semen di pabrik PT Semen Padang. “Aplikasi ini sudah banyak dimanfaatkan masyarakat, termasuk sejumlah instansi, di antaranya Pemko Solok dan juga Kementerian Kelautan dan Perikanan,” katanya.
Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah mengucapkan terima kasih kepada PT Semen Padang yang telah memberikan bantuan peralatan pengelolahan sampah menjadi kompos, begitu juga dengan drop box sampah plastik yang tentunya berdaya ekonomi, karena sampah plastik dan juga botol plastik yang dikumpulkan bisa dijual.
“Kita berterima kasih kepada Dirut Semen Padang, karena biodigester dan komposter ini sangat berguna sekali untuk pengolahan sampah-sampah rumah tangga menjadi kompos, begitu juga dengan drop box yang bisa digunakan untuk menyimpan sampah plastik,” katanya.
Bagi Pemprov Sumbar, bantuan solar biodigester, komposter, dan drop box sampah botol plastik ini, juga bisa menjadi inspirasi dalam mengatasi persoalan sampah. Untuk itu, jika ada masyarakat yang berminat, maka Pemprov Sumbar siap untuk mengupayakannya.
“Kalau ada yang minat kami upayakan melalui Dinas Lingkungan Hidup, termasuk BUMN yang ada di Sumbar ini untuk bisa membantunya melalui dana CSR, supaya peralatan ini dapat berkembang ke tengah-tengah masyarakat, sehingga dengan begitu, jumlah sampah ke TPA juga dapat berkurang,” ujar Mahyeldi.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Pemprov Sumbar, Tasliatul Fuadi, menambahkan bahwa teknologi pengolahan sampah menjadi kompos yang diserahkan oleh PT Semen Padang ini, merupakan sebuah inovasi yang mungkin saja tidak banyak masyarakat yang mengetahuinya.
Untuk itu, sesuai dengan arahan yang disampaikan Gubernur Sumbar, maka pihaknya akan mencoba mengedukasi bagaimana masyarakat tertarik untuk bisa memanfaatkan teknologi solar biodigester dan komposter ini untuk mengolah sampah domestik rumah tangga menjadi kompos yang bisa dimanfaatkan untuk pupuk tanaman.
“Begitu juga dengan drop box sampah plastik yang bisa digunakan untuk menyimpan sampah plastik seperti botol plastik. Karena sekarang ini sampah plastik menjadi persoalan. Sebab, pembuangan sampah plastik ke TPA hanya dengan menggunakan metode sanitary landfill, yaitu dibuang dan ditimbun. Metode ini lama-kelamaan membuat area TPA menjadi penuh,” katanya. (ren/rel)