PADANG, METRO–Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan pencapaian makro pembangunan suatu negara, pemerintah dan pemerintah daerah. Pasalnya, pertumbuhan ekonomi menjadi tujuan dari pembangunan itu sendiri, yakni pengurangan tingkat kemiskinan.
Pemerintah Provinsi Sumatra Barat (Pemprov Sumbar) di bawah kepemimpinan Gubernur Mahyeldi Ansharullah pada tahun 2023 ini berhasil merealisasikan pertumbuhan ekonomi jauh lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya pascapandemi Covid-19. Di mana saat pandemi Covid-19, pertumbuhan ekonomi Sumbar terpuruk dan kondisi paling anjlok pada triwulan II tahun 2020 mencapai minus 4,92 persen.
Pada tahun 2023 ini, pertumbuhan ekonomi Sumbar, mencapai 4,79 persen. “Angka ini melampaui target yakni 4,57 persen. Pencapaian ini juga melampuai target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) sebesar 4,6 persen dan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) sebesar 4,76 persen,” ungkap Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah saat ekspose capaian yang diraih Sumbar selama 2023 dan Outlook APBD Sumbar 2024, beberapa hari lalu.
Pertumbuhan ekonomi ini berhasil diraih didorong oleh meningkatnya aktivitas perekonomian masyarakat. Hal ini berkat program dan kegiatan pembangunan yang dilaksanakan Pemprov Sumbar di berbagai sektor yang berdampak langsung kepada masyarakat. Baik itu di sektor pertanian, pariwisata, industri, UMKM.
Besarnya APBD yang dialokasikan untuk sektor pertanian mencapai 10 persen, dalam pelaksanaan program dan kegiatannya bertujuan untuk meningkatkan pendapatan petani. Pada tahun 2023 program yang dilaksanakan berdampak tingginya Nilai Tukar Petani (NTP). Di mana NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. Pada tahun 2023 ini, NTP mencapai sebesar 113,32, naik sebesar 1,53 persen. NTP ini berdasarkan sub sektor tanaman pangan, tanaman holtikultura, perkebunan rakyat, peternakan dan perikanan.
“Melalui program perhutanan sosial yang berdampak melahirkan produk olahan komoditi hutan dan aktivitas perekonomian masyarakat di sekitar hutan, juga berdampak peningkatan pendapatan petani hutan. Di mana, tahun 2023 lalu, pendapatan petani hutan mencapai Rp2.319. 511, meningkat Rp341.144 dibandingkan tahun 2022 sebesar Rp1.978.657,” terangnya.
Di sektor pertanian pada tahun 2023 juga terjadi peningkatan luas panen seluas 296.492 hektar meningkat dibandingkan tahun 2022 yang luas panennya 271.883. Selain itu, tahun 2023 juga terjadi peningkatan produksi padi 1.457.502 ton GKG dibandingkan tahun 2022 1.373. 532 ton GKG.
Di sektor pariwisata, melalui program kunjungan wisatawan ke Sumbar bertajuk Visit Beautiful West Sumatera 2023 dengan kunjungan wisatawan mencapai 8 juta wisatawan tahun 2023 ikut memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Sumbar tahun 2023. Termasuk juga banyaknya penyelenggaraan event-event nasional di daerah ini, yang berdampak besarnya perputaran uang di daerah ini.
Hadirnya desa-desa wisata di nagari-nagari yang mulai dilirik wisatawan juga ikut memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi. Pemprov Sumbar juga mendorong setiap kegiatan-kegiatan rapat dan event-event yang dilaksanakan pemerintah daerah dilaksanakan di desa wisata dan nagari-nagari. Dengan hadirnya desa wisata di nagari-nagari ini berdampak terjadinya pemerataan distribusi perputaran ekonomi hingga ke tingkat nagari.
Di sektor industri, program hilirasi dan ekspor komoditi Sumbar juga ikut memberikan dampak pertumbuhan ekonomi. Seperti yang dilakukan pada komoditi gambir, dengan meningkatkan kualitas komoditinya untuk memenuhi standar ekspor. Selain itu juga melahirkan produk olahannya seperti tinta dan lainnya. Juga ada komoditi kopi asal Sumbar yang berhasil menembus pasar ekspor luar negeri. Selain itu komoditi kopi juga telah menjadi bahan baku pilihan untuk menjadi produk-produk UMKM di Sumbar.
Sedangkan di sektor UMKM juga mengalami kebangkitan. Hal ini tidak terlepas dari program unggulan (progul) memfasilitasi tumbuhnya 100 ribu milenial entrepreneur dan woman entrepreneur. “Progul 100 ribu milenial tersebut tersebar pada beberapa sektor, baik pertanian, peternakan, perikanan, industri, UMKM, pariwisata, ekonomi kreatif dan sektor potensial lainnya,” tambahnya.
Realisasinya tahun 2023 sudah mencapai 108.947 entreprenenur. Yang terdiri dari Women Entrepreneur (9.314), Milenial Entrepreneur (93.602), Ekonomi Kreatif (6.474), SMK Prenenur (458), Fasilitas Alat/Permodalan (672) dan Fasilitas Izin Berusaha (3.216).
Selain pertumbuhan ekonomi, beberapa indikator lainnya dalam pencapaian makro pembangunan yakni, investasi. Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Sumbar, Adib Alfikri mengungkapkan, data realisasi investasi untuk Triwulan III Tahun 2023 yaitu periode Januari–September 2023, berhasil mencapai realisasi investasi sebesar Rp7.211.934.480.000.
Kontribusinya terdiri dari Penanaman Modal Asing (PMA) mencapai US$. 67.092,60 atau Rp992.970. 480.000 atau sebesar 13,77 persen. Sementara, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp3. 411.564.000.000 atau sebesar 47,30 persen.
Pada periode Triwulan II Tahun 2023 lalu ditambahkan dengan Realisasi Investasi dari Proyek UMKM dan Kecil Rp2.807.400.000. 000 atau sebesar 38,93%. Realsiasi investasi ini berhasil menyerap tenaga kerja Indonesia sebanyak 7.130 orang.
Pencapaian investasi ini tidak terlepas dari promosi potensi investasi di Sumbar yang dilaksanakan dalam berbagai forum pertemuan bisnis dan investor. Termasuk juga peningkatan pelayanan dalam perizinan dan regulasi-regulasi yang memberikan jaminan keamanan dan kemudahan dalam berinvestasi.
Indikator lainnya dalam mengukur pencapaikan makro pembangunan yakni, tingkat inflasi. Pada tahun 2023 lalu, hingga November, Pemprov Sumbar juga berhasil mengendalikan inflasi menjadi 3,14. Angka inflasi ini naik dibandingkan inflasi nasional 2,86. Pengendalian inflasi ini berhasil dilaksanakan berkat berbagai upaya yang telah dilakukan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Sumbar dan koordinasi dan sinergi semua pihak. Termasuk agar distribusi bahan pangan menjadi lancar di seluruh wilayah di Sumbar.
Sementara, indikator kinerja pelayanan publik Pemprov Sumbar pada tahun 2023 lalu, berhasil meraih nilai yang membanggakan, yakni, 91,71, dengan kategori A. Atas pencapaian ini menempatkan Sumbar meraih peringkat 6 dari 38 Provinsi se-Indonesia. Prestasi ini jauh lebih baik dibandingkan tahun 2022, yang meraih nilai 82,60, dengan kategori B, yang menempatkan Sumbar meriah peringkat 15 dari 34 Provinsi se-Indonesia. (AD.ADPSB)